Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sayonara, Puspita San

12 Mei 2016   15:44 Diperbarui: 12 Mei 2016   16:03 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tapi...,” Puspita tercekat. “Tak semua dari kalian pergi...”

“Benar. Mereka masih ada yang tinggal. Tapi kelak pada saatnya mereka semua akan pulang kembali ke negeri kami, jika tidak kembali pada keabadaian. Dua bulan dari sekarang, akan ada pertempuran hebat di sekitar sini. Berjanjilah padaku, kau sudah pulang kembali ke desa asalmu...”

“Hei-“

“Tidak, Puspita San,” kata Heiji tegas. Menenggelamkan protes Puspita. “Jika tak ingin menganggapnya sebagai ramalan, maka  anggaplah ini sebagai permintaan terakhirku. Berjanjilah kau akan pulang ke desamu, dan engkau akan selamat di sana.”

Puspita terdiam. Dia menatap ke dalam mata Haiji yang penuh kesungguhan. Tak ada dusta sedikitpun yang mampu ia temukan. Sesaat kemudian, Puspita membungkukkan badannya tanda mengerti.

Heiji membalasnya dengan membungkukkan badannya pula sebelum akhirnya melangkah menjauh. “Sayonara, Puspita San...”

“Sayonara, Heiji San,” bisik Puspita. Ia membatu, memandang sosok Heiji yang masuk ke truk terakhir yang akan membawanya ke pelabuhan. Membawa Heiji berlayar kembali ke Negeri di mana Matahari Terbit.

Truk itu menderu, melaju perlahan meninggalkan asap kehitaman, sebelum akhirnya menghilang di tikungan.Puspita mendesah. Air matanya mengalir. Tapi ia membiarkannya. Ia malah mengusap lembut perutnya yang kini tampak tak serata biasanya.

“Kau dengar kata ayahmu, Nak? Kelak kau harus menamai cucumu dengan Kenichi.”

____________

Catatan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun