Apakah benar membeli asuransi itu buang-buang uang?
Untuk menjawabnya, tak berlebihan kalau akhirnya saya anggap jika punya asuransi itu seperti memiliki stok yang aman untuk plester luka di kotak obat.
Tunggu, plester luka?
Yap, Lionel di blog pribadinya, cheerful.egg berpendapat bahwa plester luka memiliki fungsi serupa asuransi.
Pertama, asuransi memiliki tugas untuk membuat situasi yang buruk tidak makin menyebalkan.
Kalian tentu masih ingat bukan bagaimana saya pernah mengalami luka saat hiking dan tidak bawa plester luka? Luka yang awalnya kecil itu bisa saja makin melebar dan luka bercucuran karena tidak ditutup dengan tepat saat pertolongan pertama. Kondisi ini sama seperti saat kalian tak punya asuransi dan mendadak mengalami musibah, tapi karena ada asuransi maka setidaknya tak perlu dipusingkan dengan urusan biaya pengobatan.
Kedua, asuransi adalah produk keuangan yang tidak untuk selamanya.
Lagi-lagi sama seperti plester luka yang sudah pasti akan dilepaskan dan dibuang dari permukaan kulit, ketika luka itu sudah mulai berangsung sembuh. Sama halnya dengan asuransi yang ketika masa pertanggungannya usai, kalian bisa memperoleh manfaat berupa polis yang bisa diklaim sesuai dengan ketentuan pihak perusahaan penerbit asuransi.
dan Ketiga, kalian tak berharap bakal menggunakan asuransi.
Mudahnya, ketika kita harus menggunakan plester, itu artinya kita terluka bukan? Apakah ada manusia yang berharap dirinya terluka hingga berdarah? Tentu tak ada. Sama seperti fungsi asuransi itu sendiri, apalagi asuransi jiwa. Karena ketika uang polis pertanggungan itu cair dan kita menggunakan asuransi, itu artinya musibah telah datang dalam kehidupan. Sesuatu yang tak pernah diharapkan bakal terjadi.
Ahh, saya jadi ingat pendapat Joaquin Wilwayco sekitar satu dekade lalu.