Mohon tunggu...
Arai Jember
Arai Jember Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Katakan Dengan Tulisan Jika Tak Sanggup Berlisan

Menulis itu investasi. Setiap kebenaran tulisan adalah tanaman kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benarkah Kaya Itu Auto Bahagia?

13 April 2022   10:13 Diperbarui: 13 April 2022   10:26 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: theinspirasi.my

Mungkin ada orang yang berpikir bahwa dengan kaya, banyak hal yang bisa dilakukan. Banyak kesempatan memiliki barang yang diimpikan. Dengan semuanya itu bahagia diharapkan datang.

Apalagi jika terbentuknya anggapan kaya itu pasti bahagia hanya dilandasi oleh tampilan postingan di media, maka mudah sekali muncul keinginan untuk menjadi kaya. Sehingga bila ada yang mengajak, menawarkan peluang, tak segan untuk segera mengambil kesempatan.

Sebenarnya di sini lah titik kritis yang harus diperhatikan. Apalagi bagi kawula muda, yang kadang semangat begitu membara tapi belum diimbangi dengan matangnya memikirkan segala hal yang terkait dengan perbuatannya. Hingga tidak sedikit yang hanya karena ingin cepat menjadi kaya, akhirnya menghalalkan segala cara.

Kasus yang terbaca belakangan menjadi contohnya. Ramai diberitakan terkait crazy rich muda, yang berhasil menumpuk kekayaan dalam waktu cepat dan jumlah berlipat-lipat. Tapi sayangnya cara yang dipilihnya justru mengantarkan dirinya dan orang terkait ke ranah hukum.

Mendadak kaya dengan cara tak tepat bukan hal baik. Apalagi bagi remaja muslim, jika beneran ingin kaya maka harus beneran diperhatikan bagaimana dan darimana kekayaan itu terkumpul. Sebab mau tidak mau, kelak apapun yang kita miliki dalam soal harta pasti akan dimintai pertanggungjawaban olehNya.

Rasulullah bersabda:

    ( )   

Artinya: Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai 4 hal: (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan. (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi).   

Maka sudah sepatutnya bila sejak remaja membekali diri dengan ilmu menjadi kaya yang dibenarkan Islam. Dengan bekerja dan atau mengembangkan harta di bidang yang diperbolehkan, bukan dalam hal kemaksiatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun