"Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya . Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia." Ir Soekarno .
  Â
  Pernyataan Ir. Soekarno merupakan representasi dari besarnya peranan pemuda. Sejarah mencatat pemuda selalu memiliki peranan penting dalam suatu peradaban, Sumpah pemuda, peristiwa Rengasdengklok, dan peristiwa lainnya  (Sutan Syahrir,  M Yamin ). Melansir dari data Asosiasi Jasa Penyelenggara Internet Indonesia( APJII ). Pengguna internet di Indonesia mencapai  210.026.769 jiwa pada 2021,dan mayoritas didominasi oleh rentang usia remaja dengan kelompok usia 13-18 tahun mencapai 99,16% pada 2021-2022. Dan 19-34 tahun sebesar 98,64%,dengan kata lain dikenal sebagai pelajar.
Â
     Di era digital ini, ternyata kasus  kekerasan masih terus tumbuh bahkan dengan berbagai istilah , salah satunya yang dikenal sebagai Kekerasan Berbasis Gender Online(KBGO). Menurut Catatan Tahunan KBGO (CATAHU 2021)ditemukan adanya lonjakan tajam dengan kenaikan sebesar 348%, yaitu 409 kasus di tahun 2019 menjadi 1.425 kasus di tahun 2020 .  salah satu bentuk KBGO ialah Revenge Porn. "Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan menyebutkan bahwa Revenge Porn sebagai malicious distribution atau penyebaran konten yang merusak reputasi secara digital dengan motif balas dendam".
          Kasus KBGO, terutama revenge Porn rentan terjadi pada usia remaja. Maka upaya preventif ialah melalui program "Teman Jaga Teman" dengan mengkolaborasikan  nilai nilai profil pelajar pancasila yakni  "beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.      Â
            Â
Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia               Â
Agar setiap individu memiliki kepribadian yang baik dan terhindar dari pengaruh pornografi/pelanggaran moral maka sudah dipastikan pendidikan agamalah yang mampu membentengi diri setiap individu sehingga pengaruh apapun yang bersifat menyimpang tidak akan mempengaruhi pribadi mereka.
2.Berkebhinekaan global dan bergotong royong
Membawa mosi persatuan dengan Memperkuat relasi dan lingkup pergaulan yang positif, dalam dunia nyata maupun maya. Teman berperan  sebagai upaya advokasi, pendampingan sebaya menghadapi Revenge Porn dan mengakses layanan bantuan yang dibutuhkan.
 "Lembaga yang menyediakan layanan bantuan, misalnya Pos Bantuan Hukum 'Aisyiyah yang ada di wilayah atau daerah masing-masing. Selain itu, dapat pula menghubungi Komnas Perempuan, Pusat Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di masing-masing daerah, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) terdekat dari tempat tinggal, dan Konsultasi Online dengan dokter dan bidan mitra UNALA. "
3.Mandiri dan  Bernalar kritis
  Proteksi mandiri tak kalah penting untuk diperkuat. Dengan melatih berpikir kritis sebagai landasan bersikap, dan memupuk Literasi Digital "meningkatkan kesadaran terhadap KBGO memang perlu edukasi kepada seluruh masyarakat, tidak terkecuali perempuan. Literasi Digital yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo bertujuan meningkatkan perhatian masyarakat terhadap data pribadi di internet."
Â
4.Kreatif
 Membangun sebuah inovasi untuk mencegah Revenge Porn, dengan mengoptimalkan peranan sebaya dalam Membangun komunitas layanan pelaporan anti Revenge Porn.  Yang bertujuan mewadahi laporan  dan edukasi, sebagai upaya pencegahan dini dalam kasus Revenge Porn.
 Â
    Pemuda adalah jawaban perubahan, perubahan yang begitu cepat dengan segala informasi yang membanjiri membuat dinamika menjadi lebih beragam di masa kini, KBGO terkhusus Revenge Porn merupakan momok yang menakutkan dan berdampak luas bagi para penyintas. Dengan menguatkan mosi persatuan dan peneguhan nilai luhur melalui implementasi profil pelajar pancasila adalah upaya praktis dalam menjawab pengaruh negatif di dunia online.
DAFTAR PUSTAKA
https://apjii.or.id/content/read/39/559/Laporan-Survei-Profil-Internet-Indonesia-2022
CATATAN TAHUNAN KEMENPPA 2021
https//www.idntimes.com/health/sex/laili-zain-damaika-1/mengenal-apa-itu-revenge-porn :
http://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/profil-pelajar-pancasila
 (PERANAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENCEGAH PORNOGRAFI DI DUNIA MAYA, Saifuddin,Volume 07, No. 02, Oktober 2015, Hal. 173-182)
https://suaraaisyiyah.id/mengenal-kekerasan-berbasis-gender-online
https://aptika.kominfo.go.id/2021/05/menteri-pppa-perlPelajar dan Pelopor : Optimalisasi Peranan Remaja dalam mencegah Kekerasan Berbasis Gender Online "Revenge Porn" di kalangan pelajar
Nama     : Araf Caysar MuqorrobinÂ
Asal Sekolah : MA Mu'allimin Muhammadiyah YogyakartaÂ
"Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya . Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia." Ir Soekarno .
  Â
  Pernyataan Ir. Soekarno merupakan representasi dari besarnya peranan pemuda. Sejarah mencatat pemuda selalu memiliki peranan penting dalam suatu peradaban, Sumpah pemuda, peristiwa Rengasdengklok, dan peristiwa lainnya  (Sutan Syahrir,  M Yamin ). Melansir dari data Asosiasi Jasa Penyelenggara Internet Indonesia( APJII ). Pengguna internet di Indonesia mencapai  210.026.769 jiwa pada 2021,dan mayoritas didominasi oleh rentang usia remaja dengan kelompok usia 13-18 tahun mencapai 99,16% pada 2021-2022. Dan 19-34 tahun sebesar 98,64%,dengan kata lain dikenal sebagai pelajar.
Â
     Di era digital ini, ternyata kasus  kekerasan masih terus tumbuh bahkan dengan berbagai istilah , salah satunya yang dikenal sebagai Kekerasan Berbasis Gender Online(KBGO). Menurut Catatan Tahunan KBGO (CATAHU 2021)ditemukan adanya lonjakan tajam dengan kenaikan sebesar 348%, yaitu 409 kasus di tahun 2019 menjadi 1.425 kasus di tahun 2020 .  salah satu bentuk KBGO ialah Revenge Porn. "Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan menyebutkan bahwa Revenge Porn sebagai malicious distribution atau penyebaran konten yang merusak reputasi secara digital dengan motif balas dendam".
          Kasus KBGO, terutama revenge Porn rentan terjadi pada usia remaja. Maka upaya preventif ialah melalui program "Teman Jaga Teman" dengan mengkolaborasikan  nilai nilai profil pelajar pancasila yakni  "beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.      Â
            Â
Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia               Â
Agar setiap individu memiliki kepribadian yang baik dan terhindar dari pengaruh pornografi/pelanggaran moral maka sudah dipastikan pendidikan agamalah yang mampu membentengi diri setiap individu sehingga pengaruh apapun yang bersifat menyimpang tidak akan mempengaruhi pribadi mereka.
2.Berkebhinekaan global dan bergotong royong
Membawa mosi persatuan dengan Memperkuat relasi dan lingkup pergaulan yang positif, dalam dunia nyata maupun maya. Teman berperan  sebagai upaya advokasi, pendampingan sebaya menghadapi Revenge Porn dan mengakses layanan bantuan yang dibutuhkan.
 "Lembaga yang menyediakan layanan bantuan, misalnya Pos Bantuan Hukum 'Aisyiyah yang ada di wilayah atau daerah masing-masing. Selain itu, dapat pula menghubungi Komnas Perempuan, Pusat Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di masing-masing daerah, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) terdekat dari tempat tinggal, dan Konsultasi Online dengan dokter dan bidan mitra UNALA. "
3.Mandiri dan  Bernalar kritis
  Proteksi mandiri tak kalah penting untuk diperkuat. Dengan melatih berpikir kritis sebagai landasan bersikap, dan memupuk Literasi Digital "meningkatkan kesadaran terhadap KBGO memang perlu edukasi kepada seluruh masyarakat, tidak terkecuali perempuan. Literasi Digital yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo bertujuan meningkatkan perhatian masyarakat terhadap data pribadi di internet."
Â
4.Kreatif
 Membangun sebuah inovasi untuk mencegah Revenge Porn, dengan mengoptimalkan peranan sebaya dalam Membangun komunitas layanan pelaporan anti Revenge Porn.  Yang bertujuan mewadahi laporan  dan edukasi, sebagai upaya pencegahan dini dalam kasus Revenge Porn.
 Â
    Pemuda adalah jawaban perubahan, perubahan yang begitu cepat dengan segala informasi yang membanjiri membuat dinamika menjadi lebih beragam di masa kini, KBGO terkhusus Revenge Porn merupakan momok yang menakutkan dan berdampak luas bagi para penyintas. Dengan menguatkan mosi persatuan dan peneguhan nilai luhur melalui implementasi profil pelajar pancasila adalah upaya praktis dalam menjawab pengaruh negatif di dunia online.
DAFTAR PUSTAKA
1.https://apjii.or.id/content/read/39/559/Laporan-Survei-Profil-Internet-Indonesia-2022
2.CATATAN TAHUNAN KEMENPPA 2021
3.https//www.idntimes.com/health/sex/laili-zain-damaika-1/mengenal-apa-itu-revenge-porn :
4.http://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/profil-pelajar-pancasila
5. (PERANAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENCEGAH PORNOGRAFI DI DUNIA MAYA, Saifuddin,Volume 07, No. 02, Oktober 2015, Hal. 173-182)
6.https://suaraaisyiyah.id/mengenal-kekerasan-berbasis-gender-online