Saya lebih suka pencegahan, seperti Blusukan Asapnya pak Jokowi akhir tahun lalu di Riau sebenarnya wajib diapresiasi. Waktu itu dijanjikan asap tak akan ada di 2015 (Cuma janji..? #sudahlah..!!). Hanya saja pemerintah dan aparatur kita tak cukup meyakinkan soal eksekusi, jadilah pembakar pembakar itu menganggap enteng, menghina dina kedaulatan kita sebagai aparat dan pengelola negeri.
Tindak tegas, bukan dilokalisir dengan tangkap tangan dilapangan. Tapi cukong cukong peng-order, perusahaan perusaaan yang bertanggung gugat harus di bekuk. Kalau menangkap 5 atau belasan atau bahkan Puluhan pelaku pembakaran hutan menurut saya bukan prestasi  besar. Tapi Tegas semacam buk Susi mengebom Kapal, dengan mencabut izin perkebunan, menarik mundur garis Hutan Produksi dari Taman Nasional, atau Memenjarakan cukong sepuluh tahun mungkin akan berdampak besar.
Tapi sepertinya jika eksekusi lapangan penegakan hukum kita masih seperti tahun lalu, kita masih jauh, musim asap ini masih akan datang lagi tahun depan, tahun depannya lagi, dan tahun depan lagi. Sedang tetangga kaya kita akan tetap sok ngatur teriak teriak. #sudahlah...
Terakhir, sebagai penutup, saya menghawatirkan satu hal. Jika Ikan ikan selais yang ditangkap di sungai Kampar itu di-asap, mungkin akan jadi Ikan Salai berasa enak dan bernilai mahal. Jika kami yang Jutaan Jiwa ini diasap...? apa iya mau disalai juga...!!
#LawanAsap, ASAP..!!
Â
baca juga :
Â
Â
Pangkalan Kerinci, 3 September 2015
- Ocehan dari Yang tak bisa lari pagi karna Asap