Mohon tunggu...
Ajeng Arainikasih
Ajeng Arainikasih Mohon Tunggu... Sejarawan - Scholar | Museum Expert | World Traveller

Blogger - Writer - Podcaster www.museumtravelogue.com www.ajengarainikasih.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perang Dunia 2 yang Kurang Terepresentasi di Museum Myanmar

14 Februari 2021   10:00 Diperbarui: 14 Februari 2021   10:22 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bogyoke Aung San adalah politisi dan dan salah seorang tokoh pemimpin kemerdekaan Myanmar terhadap kolonial Inggris. Ia juga merupakan salah satu dari 30 orang yang dilatih secara militer oleh Jepang untuk memimpin BIA. Awalnya, beliau pro-Jepang, namun kemudian berbalik melawan Jepang. 

Museum ini menceritakan tentang kehidupan sang Jenderal dan memamerkan benda-benda memorabilia nya seperti pakaian, buku, perabotan dan foto-foto keluarga serta mobilnya. Di museum juga dipamerkan pidato-pidato Aung San dan tulisan tangannya (catatan/surat) untuk istrinya, Khin Kyi. Di halaman museum bahkan ada patung sang Jenderal yang sedang berkebun! Unik ya! 

Kurangnya representasi Perang Dunia 2 di museum-museum di Myanmar mungkin disebabkan oleh kompleksnya sejarah Perang Dunia 2 di Myanmar. Apalagi ditambah Myanmar mengalami konflik perang saudara berkepanjangan (bahkan hingga berpuluh-puluh tahun) pasca Perang Dunia 2. 

Mungkinkah Perang Dunia 2 jadi isu yang sensitif dan kontroversial hingga sulit direpresentasikan di museum-museum di Myanmar? What do you think?

Disclaimer: tulisan ini sudah pernah dipublikasikan di blog pribadi penulis: www.museumtravelogue.com. Juga tersedia dalam bentuk rekaman podcast di akun #MuseumTravelogue Talk yang dapat didengarkan di Spotify, Anchor, Google Podcasts, ataupun Apple Podcasts.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun