Mohon tunggu...
Ajeng Arainikasih
Ajeng Arainikasih Mohon Tunggu... Sejarawan - Scholar | Museum Expert | World Traveller

Blogger - Writer - Podcaster www.museumtravelogue.com www.ajengarainikasih.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perang Dunia 2 yang Kurang Terepresentasi di Museum Myanmar

14 Februari 2021   10:00 Diperbarui: 14 Februari 2021   10:22 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stilwell (Road) Museum, Cina

Padahal, selain death railway, sebetulnya di Myanmar juga terbentang 1.000 km (dari 1.726 km) Stilwell Road. Jalan utama yang dibuat dan digunakan Sekutu untuk menahan dan mengalahkan Jepang di Cina selama Perang Dunia 2. Namun, dua museum mengenai Stilwell Road ini malah ada di Cina dan bukannya di Myanmar. 

Stilwell Museum ada di Chongqing, Cina. Museum ini adalah rumah 3 lantai kediaman Joseph Stilwell, Jenderal Amerika Serikat yang memimpin pembangunan jalan. Museum ini dibuka tahun 1994 dan dikelola oleh pemerintah kota Chongqing. Namun, secara finansial museum di dukung suntikan dana dari Joseph Stilwell Institute Foundation di Amerika Serikat. 

Selain itu, tahun 2020 juga direncanakan untuk dibuka Stilwell Road Museum di Tengchong City, Cina. Museum ini akan memamerkan benda-benda peninggalan Perang Dunia 2 yang berkaitan dengan Stilwell Road.  Termasuk truck, jeep dan alat-alat konstruksi. Sebagian besar objeknya merupakan koleksi Zhou Shicai, seorang kolektor lokal. Namun, hingga kini belum ada kabar lagi mengenai pembukaan museum tersebut.

Defense Service Museum, Naypyidaw

Kembali ke Myanmar, museum lain yang berkaitan dengan Perang Dunia 2 di Myanmar adalah Defense Service Museum di Naypyidaw. Museum ini sebetulnya museum militer yang - kalau dilihat dari review TripAdvisor - banyak menampilkan pesawat dan kendaraan militer lainnya. Museum ini baru dipindah ke Naypyidaw tahun 2011 setelah sebelumnya berada di Yangon. Museum terdiri dari area indoor dan outdoor, di area seluas 200 hektar! 

Pamerannya membahas angkatan darat, laut dan udara Myanmar dari masa perjuangan kemerdekaan hingga saat ini. Tentu saja museum juga membahas mengenai 30 orang  (30 comrades) yang dilatih militer oleh Jepang untuk memimpin Burma Independence Army untuk melakukan resistensi terhadap Inggris. 

Apabila membaca dari artikel di surat kabar Myanmar Times, disebutkan bahwa di museum, tentara-tentara yang dilatih oleh Jepang tersebut malah sangat kritis terhadap Jepang ketimbang pro-Jepang. Menarik ya! Kalau membahas Asia Tenggara di Perang Dunia 2 memang banyak "layers" dan kepentingan banyak pihak yang berbeda. 

Bogyoke Aung San Museum, Yangon

Museum lain yang masih berhubungan dengan Perang Dunia 2 mungkin adalah Bogyoke Aung San Museum di Yangon, ibukota Myanmar. Museum ini merupakan tempat tinggal Aung San terakhir sebelum  beliau dieksekusi tahun 1947. 

Museum rumah 2 lantai bergaya vila kolonial yang dibangun tahun 1921 ini sebetulnya sudah dibuka sejak tahun 1962. Namun, dalam rangka memarjinalisasi Aung San Suu Kyi (anak Aung San) oleh pemerintah militer Myanmar, museum hanya dibuka secara sangat terbatas. Baru di tahun 2012 museum "dibuka kembali" untuk umum dan masuk dalam Yangon City Heritage List. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun