Ada juga yang menyalahkan Lippo Plaza Sidoarjo yang salah perhitungan amdalnya, namun kiranya semua sepakat dua yang disebutkan diatas memiliki kontribusi atas kemacetan di daerah ini. Solusinya apa? tidak lain tidak bukan adalah pengembangan fasilitas jalan seperti pengefektifan traffic light ataupun perlunya dibangun jembatan layang. Coba bayangkan dana yang dipakai untuk bangunan mercsuar itu digunakan untuk memperbaiki fasilitas jalan guna menguraikan macet, berapa triliyun rupiah bisa dihemat dari pemborosan bensin karena macet bisa dihemat?
Sidoarjo sebagai salah satu pemerintahan daerah terkaya di Jawa Timur hanya memiliki satu layanan rumah sakit, sungguh hal yang sangat memiriskan hati. Terlebih lebih rencana pembangunan rumah sakit di daerah Sidoarjo Barat ibarat bola sepak yang ditendang ke kanan kekiri yang kejelasan pembangunannya "kurang mendapat perhatian" dari APBD. Apakah pembangunan rumah sakit ini kurang urgent dibandingkan dengan gedung mercusuar itu?
Memang pembangunan gedung pemerintahan terpadu akan terlihat seolah olah Sidoarjo bersolek dan "maju" serta modern. Memang dengan menyatukan semua instansi ke dalam satu tempat bisa menjadikan gedung gedung lama dikomersilkan untuk menambah kas pemerintahan. Namun ada dua hal yang dilupakan pertama teknologi IT bisa memberikan solusi lebih murah bila alasannya adalah integrasi pelayanan. Kedua rasa keadilan sosial masyarakat yang terabaikan. Bagaimana tidak terabaikan, bila masalah layanan dasar saja masih belum maksimal lha kog mau "dandan".
Wallahua'lam bisyowab
*) Respon terhadap rencana pembanguan gedung pemerintahan integrative Rp800 Milyar kabupaten Sidoarjo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H