Felix Tani bertutur bahwa dia terpisah dari istri dan tiga anaknya, sudah beberapa waktu, sejak konflik perang kembali pecah antara Israel-Palestina, meluas di Jalur Gaza.
Iqbal membawa laki-laki bernama Felix Tani itu ke dalam rumahnya, dan memberinya makanan dan minuman. Iqbal juga memberi beberapa potong Semangka Palestina untuk dimakan lelaki itu.
Mereka berbincang tentang kehidupan mereka. Tentang banyak hal. Juga tentang harapan dan impian mereka. Felix Tani mengatakan pada Iqbal, bahwa ia juga memiliki obsesi, yaitu untuk menemukan kembali keluarganya yang telah terpisah akibat perang Israel-Palestina.
"Aku ingin menemukan mereka, istri dan ketiga anakku. Entah dimana mereka kini berada", ujar Felix Tani. Suaranya tercekat di leher. Air matanya hampir tumpah. Iqbal tergerak hatinya.
Sejak itu, Iqbal kemudian memutuskan untuk membantu Felix Tani, lelaki itu. Setiap hari, sambil membawa gerobak berisi Semangka Palestina untuk dijual ke pasar, Iqbal dan Felix Tani mencari informasi, berbicara dengan semua orang di pasar, dan semua warga desa yang mereka jumpai di jalan.
Bahkan, pada setiap keranjang buah Semangka Palestina mereka sisipkan kertas kecil, foto dan keterangan: "Dicari. Telah hilang. Hubungi kami. Tertanda: M.Iqbal Muchtar-Felix Tani".
Karena semua buah Semangka Palestina hasil kebun Iqbal laku terjual dan dipasarkan oleh tengkulak dan pedagang di sepanjang Gaza dan Tepi Barat, maka info pencarian keluarga Felix Tani dapat menyebar secara cepat dan meluas di semua penduduk Gaza.
Dan benar saja. Usaha Iqbal menyebarkan kertas dan foto di setiap keranjang buah Semangka Palestina-nya itu, tidak sia-sia.
Beberapa bulan kemudian, berkat usaha keras mereka, Felix Tani akhirnya berhasil bertemu dengan keluarganya. Mereka bersyukur kepada Iqbal atas bantuannya.
Pertemuan mereka itu adalah momen penuh haru dan bahagia di tengah-tengah perjuangan dan suasana perang yang tak pernah usai di daerah Gaza. Felix Tani memeluk keluarganya erat-erat. Derai airmata bahagia, meleleh di pipinya.
Felix Tani, istri dan tiga anaknya akhirnya berpamitan kepada Iqbal, dan meneruskan kehidupan bersama di daerah lain.