Kisah Petani Iqbal, Felix Tani dan Semangka Palestina
JALUR GAZA, -Di sebuah desa kecil di pinggiran kota Gaza. M.Iqbal Muchtar, panggilannya Iqbal, pemuda Palestina itu tinggal di situ. Dia sebatang kara. Kedua orangtuanya meninggal akibat perang Israel-Palestina yang tak berkesudahan.
Iqbal tumbuh di tengah-tengah konflik yang selalu mengancam kedamaian wilayahnya. Meskipun hidupnya penuh dengan ketidakpastian, Iqbal memiliki satu obsesi yang tak pernah sirna. Yaitu, dia rajin menanami kebun warisan orang tuanya dengan tanaman semangka.
Dan untungnya, berkat tangannya yang dingin, setiap benih semangka yang dia tanam, selalu menghasilkan tanaman yang subur dan menghasilkan panen buah semangka yang melimpah.
Iqbal memang dikenal sebagai petani semangka yang tangguh di desa. Dan setiap panen tiba, Iqbal menjual semangkanya ke pasar dan pusat kota Gaza.
Orang orang di pasar dan di kota membeli hasil panen semangka Iqbal itu dengan antusias. Selain ukurannya yang besar, kulit luar berwarna hijau tebal, buah semangka hasil kebun Iqbal terasa manis, berair, renyah dan segar.
Maka kegiatan Iqbal yang utama setiap hari adalah merawat kebun semangkanya dengan sungguh-sungguh.
Dia yakin bahwa setiap tanaman semangka di kebunnya itu tidak hanya memberinya panen buah semangka yang segar dan manis, tetapi juga memberinya rasa damai di tengah-tengah kekacauan perang yang mengelilinginya.
***
Pada suatu hari. Entah siapa yang memulai, dari mulut ke mulut warga tersiar kabar bahwa semua semangka yang tumbuh di kawasan Jalur Gaza dan daerah konflik Israel-Palestina, dinamai sebagai: "Semangka Palestina". Dan setiap petani semangka dihimbau mempromosikan nama "Semangka Palestina", bagi setiap buah semangka yang dihasilkan dari kebun masing-masing.
Maka, sejak itu, sama seperti semangka lainnya yang tumbuh di Palestina, Iqbal pun menamai buah semangkanya dengan nama "Semangka Palestina". Iqbal suka dan bangga pada sebutan bagi buah hasil kebun semangkanya itu.