Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mentalitas Menerabas dan Kepemimpinan Nasional Jelang Pilpres 2024

30 Oktober 2023   09:33 Diperbarui: 30 Oktober 2023   11:23 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Enam. Pengawasan Keuangan Publik: Memperkuat pengawasan keuangan publik untuk mencegah pemimpin mencuri dana publik. Ini penting melibatkan audit keuangan yang independen dan ketat.

Tujuh. Etika dalam Kurikulum Pendidikan: Memasukkan pendidikan etika dan integritas dalam kurikulum pendidikan formal, sehingga nilai-nilai etika, budi pekerti dan kepemimpinan yang baik diajarkan sejak usia dini di sekolah.

Delapan. Pemilihan yang Transparan: Mendorong proses pemilihan yang transparan dan bersih. Kandidat harus dipilih berdasarkan kompetensi, visi, dan program kerja mereka, bukan hubungan pribadi dengan pusat kekuasaan atau keuangan yang kuat.

Sembilan. Praktik Contoh Role Model: Penting bagi pemimpin nasional untuk memberikan contoh perilaku yang etis, jujur, dan tidak melanggar hukum. Mereka harus mempraktikkan nilai-nilai integritas diri dalam berbagai tindakan sehari-hari di masyarakat.

Sepuluh. Partisipasi Aktif Masyarakat: Masyarakat harus aktif dalam memantau kinerja pemimpin mereka, memberikan umpan balik, dan melaporkan tindakan yang mencurigakan atau korupsi.

Penting dicatat, bahwa perubahan ke arah yang lebih baik dalam budaya politik dan kepemimpinan memerlukan waktu dan usaha bersama dari semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, media, dan warga negara.

Upaya bersama ini diperlukan untuk memerangi mentalitas menerabas dan memastikan kepemimpinan yang lebih etis dan berorientasi pada pelayanan masyarakat bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Kesimpulan: Penting Kesadaran Kolektif

Kesimpulan dari ulasan ini adalah bahwa mentalitas menerabas, (seperti pernah disuarakan Profesor Koentjaraningrat), dimana perilaku dan sikap yang cenderung mencari cara-cara jalan pintas untuk melewati aturan UU dan norma dalam sistem kepemimpinan nasional, dapat merugikan bangsa Indonesia.

Untuk mengatasi masalah ini, langkah-langkah seperti pendidikan etika kepemimpinan, penguatan lembaga pengawasan, transparansi, akuntabilitas, pemantauan oleh masyarakat sipil, dan perbaikan sistem hukum perlu diambil.

Upaya bersama, yakni kesadaran kolektif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan masyarakat luas, sangat penting untuk menciptakan sistem kepemimpinan yang lebih etis, adil, dan berorientasi pada pelayanan rakyat atau masyarakat.

Mengatasi mentalitas menerabas adalah langkah penting dalam membangun negara yang lebih baik. Semoga bangsa dan rakyat Indonesia mampu memilih pemimpin nasional terbaik melalui proses pemilu 2024 yang Luber dan Jurdil, sebagai cermin kehendak rakyat, yakni pemimpin yang bijaksana, bersih, berintegritas, bermoral, dan unggul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun