Salah Kaprah dalam Mitos:Â "Menyentuh katak akan membuat tanganmu beracun."Â (Ini adalah mitos yang salah kaprah. Menyentuh katak biasanya tidak membuat tanganmu beracun.)
Salah Kaprah dalam Ilmu Pengetahuan: "Bumi itu datar dan stasioner."Â (Ini adalah pandangan yang telah dibuktikan salah dalam ilmu bumi. Bumi adalah planet yang bulat dan berotasi.)
Salah Kaprah dalam Sejarah: "Christopher Columbus adalah orang pertama yang menemukan Amerika." (Faktanya, banyak orang telah tinggal di Amerika sebelum kedatangan Columbus, dan bangsa Viking, seperti Leif Erikson, tiba di Amerika Utara sebelumnya.)
Salah Kaprah tentang Hukum: "Orang dapat ditangkap hanya karena mereka terlihat mencurigakan."Â (Ini adalah pemahaman yang keliru tentang hukum. Tangkapan harus didasarkan pada bukti yang jelas.)
Salah Kaprah dalam Keseharian:Â "Memotong rambut selama hamil akan merusak bayi." (Ini adalah kepercayaan yang salah kaprah, tidak logis, tanpa dasar ilmiah yang kuat.)
Salah Kaprah dalam Jabatan Publik: "anak presiden", "anak pejabat", "anak petani", "anak artis", "anak pak lurah", "anak gubernur", "anak bupati", "anak menteri". (faktanya, jabatan publik dan profesi tidak beranak pinak secara biologis. Ini adalah bentuk salah kaprah atau keliru).
Perhatikan bahwa contoh-contoh di atas adalah pemahaman yang salah kaprah yang harus dihindari. Penting untuk mencari informasi yang akurat dan terpercaya serta berusaha untuk menghindari penyebaran pemahaman yang keliru atau stereotip yang tidak benar.Â
Mengapa demikian? Sebab pemakaian diksi yang salah kaprah dan berlebihan merupakan bentuk sesat pikir atau sesat logika berpikir dari orang orang yang memakai berbagai istilah salah kaprah itu.
Mengapa Disebut Sesat Pikir?
Penggunaan salah kaprah dalam berpikir dapat merupakan bentuk kesalahan berpikir atau sesat pikir, terutama jika seseorang secara sengaja atau keliru menggunakan informasi yang tidak benar atau pemahaman yang salah itu untuk merumuskan argumentasi atau pendapatnya.
Artinya, sesat pikir adalah bentuk berpikir yang mengarah pada kesimpulan yang tidak akurat atau tidak logis.
Sesat pikir seringkali dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti pemikiran sirkuler, generalisasi berlebihan, pemilihan fakta, bias kognitif, atau argumentasi yang lemah.