Bagi Bacapres yang tidak berhasil lolos jadi Capres, peran mereka dalam membentuk dan mempengaruhi agenda politik masih dapat terus berlanjut dalam berbagai kapasitas.
Siapa Dirugikan dalam Perilaku Bacapres Rasa Capres?
Kembali ke pokok ulasan, perilaku Bacapres yang menyerupai Capres definitif dapat memiliki dampak dan akibat yang beragam terhadap berbagai pihak. Menurut catatan penulis, beberapa pihak yang mungkin dirugikan oleh perilaku semacam ini meliputi:
Pemilih dan Publik Umum: Pemilih dan publik umum dapat dirugikan karena perilaku Bacapres yang menyerupai Capres dapat mengaburkan perbedaan antara tahap awal kampanye dan tahap pemilihan resmi.
Pemilih mungkin menjadi lebih sulit untuk membedakan antara janji-janji kampanye awal dengan rencana nyata Bacapres. Hal ini dapat membingungkan pemilih dan mengurangi transparansi dalam proses politik.
Calon-Calon Lainnya:Â Perilaku Bacapres yang terlalu dominan dan menyerupai Capres dapat mendominasi perhatian media dan publik, menggeser perhatian dari calon-calon lain yang juga berhak bersaing. Hal ini dapat merugikan calon-calon lainnya yang mungkin memiliki visi dan kebijakan yang relevan dan penting.
Proses Demokratis:Â Demokrasi mengandalkan persaingan yang adil dan informasi yang akurat agar pemilih dapat membuat keputusan yang tepat.Â
Perilaku Bacapres yang menyerupai Capres  dapat merusak integritas proses demokratis dengan mengesampingkan tahap awal persaingan dan pencalonan yang adil. Para Bacapres seperti seolah telah mencuri start dalam proses pemilu.
Partai Politik dan Dukungan Internal:Â Dalam situasi di mana partai politik memiliki beberapa calon potensial, perilaku Bacapres yang terlalu dominan dan menyerupai Capres dapat merusak persatuan partai dan mengganggu dukungan internal.Â
Hal ini dapat mengakibatkan potensi "pertikaian internal" dan kehilangan dukungan dari pihak dalam partai yang merasa tidak dihargai. Misalnya, ada politisi yang kecewa karena merasa "harusnya aku yang pantas jadi Capres, kok dia yang dominan jadi perhatian".
Pertumbuhan Debat Substansial:Â Perilaku Bacapres yang dominan dan otoriter dapat meredam pertumbuhan debat substansial dan dialog yang konstruktif tentang isu-isu penting.Â
Fokus yang terlalu kuat pada pembentukan citra diri dan retorika misalnya, dapat mengaburkan diskusi yang lebih mendalam tentang kebijakan dan solusi riil yang dibutuhkan publik.