Sebelum mencapai tahap pencalonan resmi sebagai Capres, kita mengenal apa yang disebut Bakal Calon Presiden (Bacapres), yaitu mereka yang secara potensial berambisi untuk menjadi calon presiden pada pemilu 2024.
Nah, tiga bakal calon presiden yang saat ini sering kita lihat di layar kaca, antara lain: Bacapres Prabowo Subianto, Bacapres Ganjar Pranowo, dan Bacapres Anies Baswedan. Ketiganya diusung resmi oleh partai koalisi pendukung masing-masing.
Di banyak pemberitaan media akhir-akhir ini, termasuk berbagai survey yang dikeluarkan oleh Lembaga Survey memposisikan ketiga Bacapres tersebut di urutan yang patut diperhitungkan dalam Pilpres 2024 kelak.
Kenyataan pemberitaan di media dan hasil survey inilah, menurut penulis, salah satu faktor yang mendorong para Bacapres giat "mempromosikan diri" ke publik, untuk tidak menyebut diri mereka sedang "giat berkampanye", sebab waktu masa kampanye Pilpres memang saatnya belum tiba.
Kegiatan "mempromosikan diri" ini, bisa kita baca fenomenanya antara lain: kegiatan meraih dukungan publik, melalui pembentukan tim relawan Bacapres, pemasangan Baliho Bacapres di berbagai wilayah di Indonesia, "promosi politik" di kampus dan berbagai forum komunitas kepala daerah misalnya, dan sebagainya.
Tentu mereka Bacapres itu menyebut diri "itu bukan kampanye politik pilpres", melainkan sekadar "promosi politik" sebagai Bacapres.
Sebagai publik yang nantinya kita masyarakat diminta mendukung salah satu Bacapres itu jika kelak definitif sah sebagai Capres, wajarlah kita lalu menaruh harapan pada figur Bacapres itu. Kita berharap, ada yang pantas kelak kita pilih menjadi presiden Indonesia. iya kan?Â
Harapan Ideal pada Bacapres
Menurut penulis, saat ini harapan masyarakat pada Bacapres cenderung tinggi. Harapan publik itu, antara lain: kelak mereka akan membawa perubahan positif, mengatasi masalah-masalah kompleks di Indonesia, dan memimpin negara dengan etika dan integritas yang tinggi, menjunjung toleransi, persatuan dan kesatuan NKRI, dan sebagainya.
Pendeknya, saya atau mungkin juga Anda menginginkan Bacapres itu memiliki visi jelas, kebijakan yang terukur, serta kemampuan dan keberanian untuk mempersatukan berbagai kelompok dalam masyarakat.
Istilahnya, kita merindukan sosok pemimpin kelak yang "mampu merangkul semua lapisan masyarakat, bukan memukul atau merusak kita sebagai Bangsa yang besar".
Realitas Politik dan Dilema Perilaku
Namun, kita musti realistis bahwa dalam dunia politik yang penuh dengan kompromi, strategi, dan persaingan, perilaku Bacapres sering kali menghadapi dilema antara "mempertahankan idealisme" dan "menjalani kenyataan politik" yang kompleks.