Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Basic Instinct dan Rumitnya Sensor Konten OTT di Era Digital

21 Agustus 2023   12:43 Diperbarui: 21 Agustus 2023   17:31 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa studi kasus ini menunjukkan bahwa implementasi sensor OTT adalah tantangan yang kompleks dan masih dalam tahap perkembangan.

Keberhasilan dan kegagalan dalam mengatur konten di layanan OTT, harusnya membawa pembelajaran penting bagi pemerintah, penyedia layanan, dan masyarakat penonton (pengguna internet dan OTT) untuk membangun pendekatan yang lebih baik dan lebih seimbang dalam pengaturan konten di dunia digital.

Menyudahi Ulasan

Keadaan terus berubah. Ruang sensor tidak lagi berada di ruang bunker "Restricted Area" tertutup bersuhu dingin seperti saat penulis menyensor film Basic Instinct, seperti dikisahkan di awal tulisan ini.

Di era digital sekarang sensor OTT merupakan tantangan kompleks dalam lingkungan digital yang terus berkembang.

Mekanisme sensor OTT terus menghadapi beragam tantangan, mulai dari klasifikasi konten yang kompleks hingga upaya penghindaran sensor. Volume konten harian yang besar, variasi budaya, dan perkembangan teknologi memperumit implementasi sensor yang efektif.

Meskipun sensor adalah alat penting untuk melindungi pengguna (masyarakat) dari konten yang melanggar dan merugikan, pendekatan yang matang dan seimbang sangatlah penting. Pendekatan seimbang itu menyangkut: pentingnya kebebasan berekspresi dan perlindungan privasi. Dua hal ini adalah kunci yang harus kita  jaga bersama.

Regulasi yang berlebihan dapat menghambat inovasi dan kebebasan berbicara. Sementara regulasi yang terlalu longgar dapat mengancam privasi pengguna dan keamanan online. Perlindungan privasi pengguna harus diutamakan, sambil juga mempertimbangkan kebebasan berbicara dan hak-hak individu. Nah, begitulah kura kura rumitnya! 

SELESAI * penulis adalah praktisi televisi dan sarjana ilmu Komunikasi Fisipol UGM.

ilustrasi
ilustrasi "Basic instinct dan rumitnya sensor konten OTT..."(sumber image: freepik.com) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun