Menurut catatan penulis, sedikitnya ada tujuh alasan atau akar potensi masalah penyebab daya serap APBD rendah. Apa saja? Bagaimana solusinya?
Satu. Kompleksitas Proses Perizinan, Pengadaan dan Rumitnya Birokrasi
Proses perizinan, pengadaan barang yang kompleks serta lambatnya kerja Birokrasi, dapat menyulitkan pelaksanaan proyek dan program. Banyaknya aturan dan Birokrasi yang rumit seringkali memperlambat pelepasan anggaran dan pelaksanaan proyek, menyebabkan daya serap APBD menjadi rendah.
Solusi:Â Pemda harus melakukan evaluasi terhadap prosedur perizinan dan pengadaan, dan melakukan upaya untuk menyederhanakan dan mempercepat proses tersebut. Penggunaan teknologi dalam pengadaan barang/jasa juga dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi anggaran.
Dua. Rencana Anggaran yang Tidak Realistis.
Penyusunan rencana anggaran yang tidak realistis dapat mengakibatkan daya serap APBD yang rendah. Jika proyeksi Pendapatan tidak sesuai dengan kenyataan atau rencana Penggunaan anggaran tidak tepat sasaran, maka anggaran APBD tidak akan terserap secara optimal.
Solusi:Â Penting bagi Pemda untuk melakukan analisis yang lebih akurat dalam menyusun rencana anggaran. Data yang valid dan kajian mendalam tentang kebutuhan masyarakat harus menjadi dasar dalam menetapkan prioritas program penggunaan anggaran.
Tiga. Kendala Eksternal seperti Bencana Alam atau Krisis Ekonomi.
Faktor eksternal seperti bencana alam atau krisis ekonomi dapat mempengaruhi daya serap APBD. Bencana alam, seperti gunung meletus, banjir, dan gempa bumi misalnya, dapat mengakibatkan pergeseran anggaran untuk penanganan darurat. Sementara krisis ekonomi, seperti inflasi yang melonjak misalnya, Â dapat menurunkan pendapatan daerah.
Solusi: Membangun Dana Cadangan atau Asuransi Bencana dapat membantu mengatasi dampak negatif akibat bencana alam. Selain itu, Pemda harus memiliki rencana kontingensi untuk menghadapi krisis ekonomi, seperti melakukan Efisiensi Anggaran dan mengalokasikan dana untuk stimulus ekonomi.
Empat. Kendala Administrasi dan Manajemen Keuangan.