Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak Sekecil Itu Seminggu Nyeker, "Dipelihara" oleh Negara

28 Juli 2023   09:31 Diperbarui: 8 Agustus 2023   15:28 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak Sekecil itu Seminggu Nyeker "Dipelihara"oleh Negara (foto"Wibhyanto/Kamis 27 Juli 2023) 

"Bukan", jawab si lelaki. Dia mengucek matanya yang lelah. Aku takjub. Eh terkejut dink.

"Kami tetangga. Lha ibu mereka saja kemaren malah lari, waktu pas garukan di Tanah Abang. Tiga anak nya ini malah dia tinggalkan begitu saja. Ya kami kan tetangganya, lalu ngurusin. Itu biasa kita lakukan. Tetangga sendiri yang bisa nolongin anak anak dan orang yang biasanya kena garukan sama petugas satpol", imbuh perempuan yang mungkin dia pasangan si lelaki di depanku. Aku mengangguk angguk.

Deru kendaraan berlalu lalang, di sepanjang pasar Palmerah. Angkot Jaklingko yang kami tumpangi sudah mendekati pojok pasar Palmerah. Di tikungan itu aku minta sopir untuk minggir.

"Kiri bang", ujarku kepada sopir. Aku mau melanjutkan perjalanan naik kereta di Stasiun Palmerah, menuju ke tempat lain, di luar Jakarta. Angkot berhenti.

"Bapak ibu dan ibu semuanya, saya pamit turun di sini", ujarku singkat. Mereka  membalas pamitku.

Aku menjabat tangan bapak yang memangku si kecil yang masih pulas tidur dalam pangkuannya sedari tadi. 

Mungkin si kecil itu sedang bermimpi dalam pulas tidurnya di siang yang terik ini.

Mimpi tentang bermain bebas di sepanjang lampu merah di Jakarta. Terbang mengitari Monas memakai kakinya yang nyeker dan keluar sayap seperti sayap Malaekat.

Lalu mendarat persis di depan istana presiden Republik Indonesia, sambil berkata: "Terimakasih pak Presiden Jokowi, negara telah memelihara kami selama seminggu. Terimakasih negeriku yang kaya raya gemah ripah loh jinawi..merdeka!", begitu mungkin mimpinya si anak kecil itu.

Mungkin juga malah tak sempat bermimpi, apalagi mimpi tentang masa depan. Sebab tubuh mungilnya keburu lelah. Dia lelap dalam tidur panjang, di pangkuan lelaki yang mungkin bukan ayahnya. Dan entah ibunya dimana.

Aku tidak tahu, apakah harus menangis getir atau bagaimana. Apakah Jakarta Ibukota yang masih ramah bagi anak anak miskin kota? Namaste, semoga setiap mahkluk berbahagia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun