Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Sejarah Koperasi Simpan Pinjam dari Desa di Jerman, Mendunia Sampai ke Indonesia

16 Juli 2023   23:48 Diperbarui: 17 Juli 2023   06:10 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi cover credit unions (sumber:freepik.com)

Sejarah Koperasi Simpan Pinjam dari Desa di Jerman, Mendunia sampai ke Indonesia 

Sejak 1999 penulis aktif menjadi anggota di Credit Union (CU) atau sebuah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang berbasis Komunitas Guru sekolah dan wiraswasta di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat.  Hingga sekarang tahun 2023, CU ini masih beroperasi, memberikan manfaat dan berbagai layanan kepada kami para anggota koperasi. Menurut penulis CU ini dikelola secara profesional, mandiri, oleh dari dan untuk anggota sendiri, sesuai prinsip prinsip CU di seluruh dunia.

Ulasan ini mencoba menelusur ide tentang apa itu CU sebagai gerakan yang awalnya sederhana sebagai Koperasi Simpan Pinjam (KSP), tetapi akhirnya berkembang sebagai gerakan ekonomi masyarakat global, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan sosial bagi anggotanya.

Apa itu CU 

CU adalah lembaga keuangan yang mirip bank, yang menjalankan prinsip Lembaga Koperasi Simpan Pinjam (KSP). CU dimiliki dan dikelola oleh anggotanya, yang terdiri dari individu atau kelompok yang memiliki kepentingan yang sama, seperti anggota serikat pekerja, anggota serikat pedagang asongan, anggota komunitas guru, dan lainnya.

Tujuan utama CU adalah memberikan layanan keuangan kepada anggota dengan cara yang berkelanjutan dan saling menguntungkan. Berbagai produk layanan keuangan itu, contohnya: tabungan, pinjaman, agunan, modal usaha, kredit konsumsi dan kartu kredit.

Keuntungan utama menjadi anggota CU adalah keanggotaan memberikan hak suara dalam pengambilan keputusan organisasi dan berhak memperoleh dividen atas keuntungan yang dihasilkan oleh CU. Selain itu, CU umumnya menawarkan suku bunga ringan dan biaya yang lebih rendah daripada Bank tradisional.

Untuk menjadi anggota, seperti halnya Koperasi Simpan Pinjam (KSP), biasanya diperlukan setoran modal awal atau memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan oleh CU itu.

Bapak CU dari Jerman

Credit Union (CU) pertama kali diperkenalkan di dunia oleh Friedrich Wilhelm Raiffeisen, seorang tokoh sosial dan ekonomi asal Jerman. Pada tahun 1849, Raiffeisen mendirikan Koperasi Desa pertama di kota Heddesdorf, Jerman, yang menjadi cikal bakal konsep CU.

Awalnya Raiffeisen merancang model Koperasi Simpan Pinjam (KSP) untuk membantu masyarakat pedesaan yang berada dalam keadaan sulit, terutama petani yang menghadapi kesulitan dalam memperoleh pinjaman dengan suku bunga yang wajar dari lembaga keuangan konvensional, Bank.

Melalui koperasi tersebut, anggota dapat saling menyimpan dan meminjamkan uang satu sama lain, dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi ekonomi dan kesejahteraan sosial mereka.

Pengaruh ide Raiffeisen dalam mendirikan CU, lalu menyebar ke seluruh dunia, terutama setelah keberhasilannya di Jerman. Model Koperasi Simpan Pinjam yang dia ciptakan menjadi inspirasi bagi berbagai organisasi serupa di berbagai negara.

Saat ini, CU ada di banyak negara di seluruh dunia, antara lain: Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia, India, dan banyak lagi, termasuk Indonesia.

Prinsip Prinsip CU

Prinsip-prinsip ini didasarkan pada konsep koperasi dan bertujuan untuk mengedepankan kepentingan anggota dan keberlanjutan. Beberapa prinsip CU, di antaranya:

Keanggotaan Sukarela dan Terbuka: CU adalah lembaga yang terbuka untuk semua orang yang memenuhi syarat dan bersedia menjadi anggota tanpa diskriminasi.

Pengendalian Demokratis oleh Anggota: Anggota CU memiliki hak suara yang setara dalam pengambilan keputusan, dan keputusan diambil secara demokratis dengan prinsip satu anggota, satu suara.

Partisipasi Ekonomi Anggota: Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan CU, termasuk menyimpan uang, meminjamkan uang, dan berinvestasi dalam keberlanjutan CU.

Otonomi dan Kemandirian: CU merupakan lembaga yang otonom dan dikelola oleh anggotanya. Mereka bekerja secara mandiri dan bebas dari campur tangan pihak eksternal.

Pendidikan, Pelatihan, dan Informasi: CU memberikan pendidikan dan pelatihan kepada anggotanya dalam hal manajemen keuangan, keterampilan koperasi, dan pengambilan keputusan yang bijaksana. Mereka juga menyediakan informasi yang transparan dan akurat kepada anggota.

Kerjasama antar CU:  Kerjasama melalui organisasi, seperti World Council of Credit Unions (WOCCU), untuk mempromosikan pertukaran pengetahuan, kolaborasi, dan solidaritas.

Perhatian terhadap Masyarakat: CU berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di mana mereka beroperasi melalui kegiatan sosial dan program tanggung jawab sosial.

Prinsip-prinsip ini mendasari nilai-nilai etika, transparansi, inklusi keuangan, dan partisipasi anggota yang menjadi ciri khas CU di seluruh dunia.

Prinsip-prinsip ini membantu menciptakan lingkungan yang mengutamakan kepentingan anggota dan masyarakat yang dilayani oleh CU.

Tonggak Sejarah Singkat

Beberapa tonggak penting sejarah CU antara lain:

1844: Friedrich Wilhelm Raiffeisen, dia seorang tokoh sosial dan ekonomi Jerman, dianggap sebagai pendiri CU. Pada tahun 1844, ia mendirikan Koperasi Desa pertama di Heddesdorf, Jerman, sebagai upaya untuk membantu masyarakat pedesaan yang berjuang ekonomi.

1900-an: Perkembangan di Eropa: CU mulai berkembang di Eropa, terutama di Irlandia, Inggris, dan Polandia. Koperasi kredit seperti Irish League of CUs (ILCU) dan CU National Association (CUNA) di Amerika Serikat juga didirikan pada periode ini.

1920-an: Gerakan CU di Amerika Serikat: Gerakan CU tumbuh pesat di Amerika Serikat pada tahun 1920-an. Edward A. Filene, seorang pengusaha dan filantropis, berperan penting dalam mempromosikan CU di Amerika Serikat.

1944: Deklarasi Raiffeisen: Pada tahun 1944, Deklarasi Raiffeisen diterbitkan, yang menyatakan prinsip-prinsip dasar dan tujuan CU. Deklarasi ini menjadi pedoman untuk operasi CU di seluruh dunia.

1948: International CU Day: International CU Day dirayakan setiap tahun pada hari Kamis keempat di bulan Oktober sejak tahun 1948. Ini adalah kesempatan untuk mempromosikan peran dan kontribusi CU di seluruh dunia.

1971: World Council of CUs (WOCCU): Organisasi World Council of CUs (WOCCU) didirikan pada tahun 1971 sebagai badan internasional yang mewakili gerakan CU di seluruh dunia. WOCCU bekerja untuk mempromosikan kerjasama dan pertukaran informasi antara CU di berbagai negara.

Abad ke-21: Pertumbuhan global: gerakan CU terus berkembang di seluruh dunia sebagai alternatif yang populer bagi layanan keuangan tradisional.

Sejak pendiriannya, CU telah menjadi kekuatan yang penting dalam memberikan layanan keuangan inklusif, mendorong pemberdayaan ekonomi, dan mempromosikan nilai-nilai koperasi di berbagai negara. Tonggak sejarah ini mencerminkan perkembangan dan evolusi gerakan CU selama beberapa abad terakhir.

CU sebagai Koperasi Simpan Pinjam

CU sering kali disebut Koperasi simpan pinjam (KSP), yakni koperasi yang dikelola oleh anggota dengan tujuan menyediakan layanan keuangan, seperti tabungan dan pinjaman, kepada anggota.

Istilah "CU" cenderung digunakan lebih umum dan lebih dikenal dalam konteks lembaga keuangan yang berbasis koperasi yang memiliki karakteristik seperti kepemilikan dan pengoperasian oleh anggota.

CU Terkenal di Dunia

Salah satu contoh CU yang berhasil dan terkenal adalah Desjardins Group di Kanada. Desjardins Group adalah koperasi simpan pinjam terbesar di Kanada dan salah satu yang terkenal di dunia. Mereka memiliki jaringan CU yang luas, dengan lebih dari 5 juta anggota, dan beroperasi di seluruh provinsi negara Kanada.

Desjardins Group menawarkan berbagai produk dan layanan keuangan kepada anggotanya, termasuk tabungan, pinjaman, investasi, asuransi, dan layanan perbankan elektronik. Mereka memiliki fokus yang kuat pada pemberdayaan anggota dan komunitas, serta memberikan layanan yang kompetitif dan berkualitas tinggi.

Desjardins Group juga aktif dalam inisiatif sosial dan CSR perusahaan. Mereka mendukung program-program komunitas dan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup anggota mereka dan masyarakat sekitar.

Desjardins Group adalah contoh sukses dari CU yang dikelola dengan baik dan memberi dampak positif bagi semua anggotanya.

Gerakan CU di Dunia

Gerakan CU adalah upaya kolektif yang dilakukan oleh berbagai CU di seluruh dunia untuk mempromosikan nilai-nilai dan prinsip koperasi serta menyediakan akses keuangan yang inklusif kepada anggota mereka.

Gerakan ini melibatkan berbagai organisasi CU yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dan memperkuat peran CU dalam masyarakat. Beberapa tujuan utamanya, antara lain:

Pemberdayaan ekonomi: Gerakan CU bertujuan untuk memberdayakan anggota mereka dengan menyediakan layanan keuangan yang terjangkau, seperti tabungan dan pinjaman, serta menyediakan pelatihan dan pendidikan keuangan untuk meningkatkan pemahaman keuangan dan keterampilan anggota.

Inklusi keuangan: Gerakan CU berkomitmen untuk menyediakan akses keuangan kepada individu dan kelompok yang sebelumnya tidak terlayani oleh lembaga keuangan tradisional. Mereka fokus pada melayani komunitas yang tidak memiliki akses ke perbankan formal dan membantu mengurangi kesenjangan keuangan.

Kepemilikan dan partisipasi anggota: Gerakan CU mendorong partisipasi aktif anggota dalam pengambilan keputusan dan kepemilikan bersama. Mereka mempromosikan prinsip demokrasi dalam pengelolaan CU dan memberikan kesempatan bagi anggota untuk berperan aktif dalam pengembangan dan keberlanjutan lembaga.

Kolaborasi dan pertukaran pengetahuan: Gerakan CU mendorong kolaborasi antara berbagai CU di tingkat lokal, regional, dan global. Mereka berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik dalam upaya untuk terus meningkatkan layanan dan keberlanjutan CU.

Gerakan CU memiliki peran penting dalam meningkatkan inklusi keuangan, memperkuat ekonomi lokal, dan membantu masyarakat untuk saling membantu.

Studi Kasus CU di India

Salah satu tokoh penggerak CU yang terkenal di India adalah Ela Bhatt. Ela Bhatt adalah seorang aktivis sosial India yang terkenal karena dedikasinya terhadap koperasi dan pemberdayaan perempuan.

Ela Bhatt adalah pendiri dan mantan pemimpin Organisasi Koperasi Perempuan Swadeshi (Self-Employed Women's Association, SEWA) di India. SEWA adalah sebuah serikat dagang yang mengorganisir dan memberdayakan perempuan yang bekerja di sektor informal, seperti pekerja rumah tangga, buruh pabrik kecil, dan pedagang kecil.

Salah satu inisiatif penting yang diambil oleh Ela Bhatt adalah mendirikan CU untuk anggota SEWA. CU tersebut dikenal sebagai SEWA Bank, yang menyediakan layanan keuangan seperti tabungan, pinjaman, dan asuransi bagi anggota SEWA.

SEWA Bank dan gerakan CU yang didorong oleh Ela Bhatt memberikan akses keuangan yang lebih baik kepada perempuan yang sebelumnya tidak memiliki akses ke institusi keuangan formal.

Melalui CU ini, perempuan di India dapat menyimpan uang mereka, mendapatkan pinjaman untuk usaha kecil, dan mengembangkan keterampilan keuangan mereka.

Ela Bhatt juga berperan dalam advokasi kebijakan yang mengakui dan melindungi hak-hak pekerja informal, termasuk hak-hak koperasi dan keuangan.

Upayanya dalam memajukan gerakan CU dan pemberdayaan perempuan di India telah diakui secara internasional, dan ia telah menerima berbagai penghargaan atas kontribusinya yang luar biasa.

Gerakan CU di Indonesia

Di Indonesia, gerakan CU, atau disebut juga Koperasi Simpan Pinjam (KSP), telah ada sejak lama dan terus berkembang, baik di kota besar, sampai di pelosok desa. KSP di Indonesia didasarkan pada prinsip-prinsip koperasi, di mana anggota adalah pemilik dan memiliki hak suara dalam pengambilan keputusan koperasi.

Gerakan CU di Indonesia bervariasi dalam skala dan lingkup, mulai dari CU kecil yang beroperasi di lingkungan lokal hingga CU yang lebih besar dan lebih terorganisir.

CU di Indonesia memberikan layanan keuangan yang meliputi tabungan, pinjaman, dan produk keuangan lainnya kepada anggota mereka. Selain itu, gerakan CU di Indonesia juga memiliki fokus pada pemberdayaan ekonomi dan sosial anggotanya.

Mereka melakukan program pendidikan keuangan, pelatihan kewirausahaan, dan kegiatan sosial lainnya untuk meningkatkan kemampuan anggota dalam mengelola keuangan dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Pemerintah Indonesia juga mendukung dan mengatur gerakan CU di negara ini. Badan Pengawas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (BP-KUKM) bertanggung jawab dalam mengawasi dan mengatur kegiatan CU di Indonesia untuk memastikan keberlangsungan dan perlindungan kepentingan anggota.

Tonggak Sejarah CU di Indonesia

Sejarah CU di Indonesia memiliki tonggak sejarah penting, di antaranya:

1920-an: Awal Perkembangan CU: Gerakan CU mulai berkembang di Indonesia pada tahun 1920-an dengan berdirinya beberapa Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Salah satu yang terkenal adalah KSP Teladan di Surabaya yang didirikan pada tahun 1923.

1952: Persatuan Koperasi Simpan Pinjam Indonesia (PERKOSPI): Pada tahun 1952, PERKOSPI didirikan sebagai organisasi nasional yang mewadahi dan mewakili KSP di Indonesia. PERKOSPI bertujuan untuk mengkoordinasikan kegiatan KSP, meningkatkan kualitas dan profesionalisme, serta memperkuat posisi KSP di Indonesia.

1967: Undang-Undang Koperasi: Pada tahun 1967, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Koperasi yang memberikan landasan hukum bagi berbagai jenis koperasi, termasuk KSP. Undang-Undang ini memberikan pedoman dan perlindungan bagi operasional KSP di Indonesia.

1971: Koperasi Simpan Pinjam Serba Usaha (KSPS): KSPS menjadi salah satu bentuk CU di Indonesia yang fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui layanan keuangan seperti tabungan dan pinjaman. KSPS berkembang pesat dan banyak berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

1992: Badan Pengawas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (BP-KUKM): Pada tahun 1992, BP-KUKM didirikan sebagai badan pengawas yang bertanggung jawab mengawasi dan mengatur kegiatan koperasi, termasuk CU, di Indonesia. BP-KUKM memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan dan perlindungan kepentingan anggota CU.

Abad ke-21: Pertumbuhan dan Perkembangan: CU terus berkembang di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. Mereka berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, menyediakan akses keuangan yang inklusif, dan memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat yang tidak terlayani oleh lembaga keuangan formal.

Sejak awal perkembangannya, CU di Indonesia telah mengalami pertumbuhan pesat. Tonggak sejarah ini mencerminkan perkembangan dan peran penting CU dalam mendukung ekonomi masyarakat di Indonesia.

Beberapa CU terkenal di Indonesia

Berikut adalah beberapa contoh CU terkenal di Indonesia, seperti misalnya:

KSP KOSME: KSP KOSME (Koperasi Simpan Pinjam Kredit Mikro dan Kecil Swadaya Masyarakat Ekonomi) adalah salah satu CU terbesar di Indonesia, berbasis di Jakarta. Mereka berfokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan menyediakan layanan keuangan seperti tabungan dan pinjaman.

KSP Puskopdit Permodalan: KSP Puskopdit Permodalan (Koperasi Simpan Pinjam Pusat Koperasi dan Unit Desa Permodalan) merupakan CU yang berbasis di Semarang, Jawa Tengah dan dikenal karena kontribusinya dalam pengembangan koperasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

KSP KAMU: KSP KAMU (Koperasi Simpan Pinjam Karya Mandiri Utama) adalah CU yang berfokus pada pemberdayaan karyawan dan mantan karyawan perusahaan milik negara (BUMN) di Indonesia, berkantor pusat di Jakarta.

KSP AMKK: KSP AMKK (Koperasi Simpan Pinjam Angkasa Pura II) adalah CU yang didirikan oleh Angkasa Pura II, perusahaan yang mengelola sejumlah bandara di Indonesia. Mereka memberikan layanan keuangan kepada karyawan Angkasa Pura II dan masyarakat umum.

KSP Srikandi: KSP Srikandi adalah CU yang berfokus pada pemberdayaan perempuan di Indonesia. Mereka menyediakan layanan keuangan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan keuangan dan ekonomi perempuan.

Peranan Penting CU Sekarang

Menurut penulis, peranan CU atau KSP di masa sekarang tetap sangat relevan dan penting. Beberapa peranan utama CU saat ini, antara lain:

CU berperan dalam menyediakan akses keuangan yang inklusif , mudah dan cepar, kepada individu dan kelompok yang sulit mengakes layanan Bank. CU membantu masyarakat yang sulit mendapatkan layanan keuangan dengan menyediakan tabungan, pinjaman, dan produk keuangan lainnya yang terjangkau dan mudah diakses.

CU mendorong pemberdayaan ekonomi dengan memberikan kesempatan bagi anggota untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah, meningkatkan keterampilan keuangan, dan mengakses modal usaha melalui pinjaman yang terjangkau.

CU memiliki pendekatan berbasis komunitas, di mana mereka memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh komunitas tempat mereka beroperasi. Ini memungkinkan CU untuk memberikan layanan yang lebih relevan dan memperkuat ekonomi lokal.

CU menyediakan pendidikan keuangan dan pelatihan untuk meningkatkan literasi keuangan anggota. Mereka membantu anggota dalam memahami dan mengelola keuangan pribadi dengan baik, termasuk pengelolaan tabungan, perencanaan anggaran, dan pengambilan keputusan keuangan yang bijaksana.

CU berperan dalam mendukung keberlanjutan komunitas dengan menjaga dan mengalokasikan sumber daya keuangan secara lokal. Keuntungan yang dihasilkan oleh CU seringkali reinvestasi kembali ke komunitas melalui program sosial, proyek pengembangan, atau sumbangan amal.

Selain pemberdayaan ekonomi, CU juga berkontribusi pada pemberdayaan sosial dengan mempromosikan nilai-nilai koperasi, partisipasi aktif anggota, dan pembangunan komunitas yang inklusif dan berkelanjutan.

Melalui prinsip-prinsip koperasi, CU mempromosikan partisipasi anggota, pengambilan keputusan demokratis, dan keberlanjutan komunitas. Dalam konteks global, CU juga berkontribusi dalam menciptakan inklusi keuangan yang lebih luas dan membantu mengurangi kesenjangan keuangan di berbagai negara.

Akhirnya, CU berperan sebagai alternatif yang penting dalam sistem keuangan yang bertujuan untuk melayani kebutuhan dan kepentingan anggota serta memajukan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat yang dilayani.

Menutup ulasan ini, sudahkah kita menjadi anggota Credit Union (CU) atau KSP di sekitar kita? Penulis menjawab: sudah. Seperti penulis utarakan di awal tulisan ini.

SELESAI

Note: Sumber literatur ulasan ini, antara lain:

"The Credit Union Handbook: Principles and Practices" oleh Patrick L. Roy, David L. Smith, dan Allen E. Fishbein (2017). Buku ini memberikan gambaran komprehensif tentang prinsip-prinsip, praktik, dan operasi CU.

"The Credit Union World: Theory, Process, Practice - Cases & Application" oleh Aaron W. Smith (2020). Buku ini menyajikan penjelasan tentang teori, proses, dan praktik CU serta memberikan studi kasus dan aplikasi nyata.

Selain itu, berdasar sumber resmi online: World Council of Credit Unions (WOCCU). Situs resmi WOCCU menyediakan publikasi, laporan, dan informasi terkait CU dari berbagai negara di seluruh dunia. (Sumber)  

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun