Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kesibukan News Room: Arena Uji Nyali Pekerja Televisi, Ada "Wah dan Wow"-nya

9 Juli 2023   17:19 Diperbarui: 17 Juli 2023   11:18 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi program talkshow di rumah pak SBY di Cikeas, tahun 2004 (foto wibhyanto/dokumen pribadi)

Kesibukan News Room: Arena Uji Nyali Pekerja Televisi, Ada "Wah dan Wow"-nya. 

Di tahun 1990 an, siaran televisi nasional kita didominasi oleh hanya empat stasiun siaran, yaitu TPI (Televisi Pendidikan Indonesia), TVRI, SCTV (Surya Citra Televisi), dan RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia). Sedangkan perguruan tinggi yang khusus mengelola jurusan Broadcasting televisi pun, di nun kala itu, babar blas belum ada, tak seramai seperti sekarang.

Mata kuliah Broadcasting Televisi termasuk hal langka dan ilmu yang mewah di masa itu, karena diajarkan oleh dosen khusus, atau "dosen terbang" dari Jakarta. Setidaknya itu yang penulis alami ketika menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi di Fisipol UGM.

Dosen mata kuliah Televisi I dan Televisi II di UGM, diajarkan oleh pak Ishadi SK, direktur TVRI pusat waktu itu, yang datang terbang khusus dari Jakarta ke Yogyakarta. Pak Ishadi SK membagikan ilmu pertelevisian kepada kami mahasiswa. Seneng rasanya.

Itulah mengapa ilmu tentang  televisi siaran, khusus bidang pemberitaan kita katakan sebagai ilmu yang  mewah dan mahal di kala itu. Di sisi ini, penulis bersyukur mendapat ilmu mendasar tentang pertelevisian, langsung dari suhunya televisi siaran di Indonesia. Maturnuwun pak Ishadi SK.

Untungnya, ilmu tentang televisi siaran, khusus bidang berita kini banyak diajarkan di perguruan tinggi, institut, dan Lembaga pelatihan, termasuk kursus singkat pun ada. Kemajuan teknologi dan internet, membuat suatu "lompatan katak" dimana orang mudah mendalami profesi bidang pemberitaan televisi. Misalnya Teknik meliput berita untuk televisi, Teknik menjadi presenter, bagaimana menjadi produser program berita, dan sebagainya.

Untungnya lagi, seiring waktu berjalan, penulis akhirnya keblusuk juga masuk di dunia televisi siaran, khusus bidang pemberitaan, berprofesi sebagai Pengarah siaran (PD-Program Direktor) mengalami di dua stasiun televisi swasta nasional, di nun kala itu.

Artikel singkat ini mengulas tentang kisah di balik layar: suka duka bekerja di dunia televisi siaran, khususnya bidang produksi berita, termasuk bagaimana babak belurnya sebagai crew. Setidaknya sekadar sharing kecil, berdasar pengalaman penulis. Semoga artikel pendek ini bermanfaat dan menghibur.

Oiya, disclaimer dulu ya sahabat K: penulis pernah bekerja 12 tahun di dua stasiun televisi siaran nasional, sebagai Program Director, Pengarah Siaran dan Manager Support News. Di sini sengaja penulis tidak sebutkan nama stasiun televisi itu, untuk pertimbangan etis dan privasi pihak lain. Oke clear ya, sahabat. Saya lanjutkan pak De!

ilustrasi tim liputan berita (foto wibhyanto/dokumen pribadi)
ilustrasi tim liputan berita (foto wibhyanto/dokumen pribadi)

Produksi Program News yang Kompleks

Produksi program news atau khusus bidang berita televisi adalah proses pembuatan produksi berita dan penyampaian berita dari studio siaran televisi ke khalayak luas melalui media televisi. Bidang produksi berita umumnya terbagi dua kategori Daily News dan Weekly News.

Daily News yaitu pemberitaan hard news, berisi berita setiap hari sepanjang waktu siaran. Dilayar kaca contohnya: program berita 30 menitan, Prime Time News, Headline News, Breaking News, Update News, dan Nyas nyus semacam lainnya, masih banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun