Liburan Sekolah, "Yuk, ke Rumah Mbah Saja di Desa"
"Libur telah tiba, libur telah tiba. Hore hore. Hati ku gembira", nyanyian artis cilik itu dulu sering kita dengar, saat menjelang liburan sekolah. Tetapi sekarang nyanyian itu jarang kita dengar lagi.
Libur Semester sekolah telah tiba, kita mau ke mana? "Yuk liburan ke rumah mbah saja di desa", begitulah jawaban serentak anak-anak, kapan itu.
Mengisi waktu liburan di rumah mbah di desa menjadi pilihan yang menarik bagi anak-anak, karena beberapa alasan, antara lain: rumah mbah di desa mengasyikkan, banyak pilihan kegiatan di sekitar rumah mbah, banyak pilihan destinasi wisata terdekat yang asyik dan mempesona, juga bisa berkumpul dan bermain dengan saudara saudara, para cucu mbah di desa, dan banyak lagi.
Saya setuju bahwa liburan yang seru, murah meriah, asyik dan penuh kenangan, salah satunya adalah liburan ke rumah mbah atau orangtua kita sendiri di desa. Apakah sahabat Kompasiana berpandangan sama demikian?
Hampir setiap tahun, selain lebaran dan hari besar, terutama saat liburan sekolah tiba, kami menyempatkan diri untuk berkumpul, pulang kampung dan berlibur bersama seluruh anggota keluarga di rumah mbah atau orangtua kami di desa.
Oiya, disclaimer dulu ya sahabat: Kita sebut "liburan ke rumah mbah", itu istilah yang biasa diucapkan oleh anak anak, termasuk para keponakanku yang lucu-lucu, putra putri dari adik dan kakak kami yang tinggal di beberapa kota lain, di luar desa tempat mbah (orangtua kami) tinggal.
Ulasan traveling ini berkisah tentang serunya liburan sekolah di rumah mbah di desa, beberapa waktu lalu.
Rumah Mbah Mewah alias Mepet Sawah
Kebetulan kami termasuk golongan keluarga besar, "banyak anak banyak rejeki", berdelapan bersaudara, yang masing-masing telah berkeluarga, dengan rerata berputra-putri dua anak sampai tiga. Jadi jika pas ngumpul semua di rumah mbah di desa, cucu mbah sedikitnya ada 15 cucu, seusia SD hingga Mahasiswa, ditambah kami semua orang dewasa. Tumpah meriah dalam satu rumah.
Mbah Mul (sebut saja begitu, nama samaran) orangtua kami yang sepuh, tinggal sendiri di sebuah rumah Mewah (mepet sawah) sederhana, berlokasi di Desa Mbengan Lor, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.
Rumah mbah Mul berhalaman luas khas desa, dengan tiga kamar utama, dua kamar mandi, tiga kolam ikan, satu dapur di dalam, dan satu dapur tradisional dengan tungku kayu, berlokasi di bangunan sendiri terpisah dari rumah induk. Dan satu petak sawah luas di belakang rumah mbah.
Itu mengapa ketika kami semua tiba di halaman rumah mbah, sontak saja semua penumpang mobil kami bersorak, berhamburan seperti laron laron keluar dari sarang. Anak-anak berlarian, berebut ke toilet mbah di belakang rumah. Maklum, soalnya pada kebelet pipis. Owalah..
Di rumah inilah kami, keluarga, keponakan dan para cucu mbah Mul biasa menghabiskan hari hari saat liburan sekolah. Dengan fasilitas yang terbatas, tentu tidak mirip menginap di hotel. Tinggal di rumah mbah lebih mirip seperti kegiatan Homestay atau Camping Ground. Satu rumah mbah, dihuni beramai ramai, banyak orang sekaligus. Seru pokoknya.
Bisa dibayangkan, rumah mbah Mul mendadak serasa penuh sesak, meriah dan ramai oleh kehadiran kami, anak cucu dan mantu dari luar kota. Tentu saja mbah Mul merasa gembira mendapat kunjungan kami semua. Beberapa saudara dari kota-kota lain, turut pula datang ke rumah mbah.
Maka dalam pada itu, rumah mbah Mul adalah basecamp bagi kami semua selama liburan. Dari sisi beaya menginap, selama liburan di rumah mbah dengan fasilitasnya, termasuk murah meriah bukan? Yaiyalah, kan di rumah orangtua sendiri. Hihihi.
Dalam suasana liburan bersama di desa, rumah mbah Mul menjadi arena kami untuk saling berbagi, menjalin keakraban antar saudara, merawat kebahagiaan, dan serunya "mangan ora mangan pokoke ngumpul bersama mbah Mul". Mantab juragan!
Ngapain Saja di Rumah Mbah
Selama tinggal di rumah mbah di desa bukan hanya tentang liburan biasa, tetapi juga memberikan kesempatan "kami pulang ke rumah orangtua", juga "kesempatan belajar" bagi generasi baru (para keponakan dan cucu mbah) untuk mengalami gaya hidup sederhana, berbagi rasa, penuh persaudaraan, gembira dan menjalin relasi yang mendalam antar saudara dan anggota keluarga besar mbah di desa.
Selain itu, kebetulan lingkungan sekitar rumah mbah sendiri membuat betah. Desa Mbengan Lor, memiliki keunikan, antara lain:
Panorama Alam: suasana lingkungan Desa Mbengan Lor jauh dari kebisingan kota. Udara segar, pemandangan hijau, sawah membentang luas, suara gemericik air sungai mengalir, dan suasana tenang. Semua ini membuat suasana liburan lebih menyenangkan dan menyegarkan pikiran, terutama juga quality time berada di tengah kerabat saudara sendiri yang selama ini jarang  saling bertemu.
Kearifan Lokal: semua yang hadir di rumah mbah akan mendapatkan pelajaran berharga mengenai tradisi lokal, adat istiadat dan kehidupan sehari hari masyarakat baik di sawah, pasar, dan tempat keramaian umum, seperti pesta kesenian rakyat setempat, misalnya seni Kudalumping, dan Rampak Buto, kesenian Kubro dan campursari organ tunggal.BACA di SINI ya sahabat.
Oiya..Keseruan Pesona dan Misteri Tarian Rampak Buto Khas Merapi, saya tulis di artikel tersendiri, silahkanÂHidup Sederhana: Di desa, kita menyaksikan kehidupan masyarakat yang lebih sederhana dan dekat dengan alam. Ini akan menginspirasi anak anak untuk menghargai hal kecil-kecil, termasuk soal belajar etika, sopan santun ketika bertemu warga desa setempat.
Kuliner yang Khas: Desa mbah banyak terdapat kuliner khas yang unik, maknyus dan lezat. Ada kalanya kita dapat menikmati masakan tradisional yang tidak ditemukan di kota. Misalnya aneka  jajanan pasar yang tersedia di pasar Desa Bulu (desa sebelah), di pagi hari, seperti: klepon, lemet, tahu susur, bubur sumsum, jenang candil, gemblong, cothot, gatot, tiwul, grontol, hawug hawug, sego jagung, dan masih banyak lagi. Pernahkah kamu merasakan makanan itu semua? Saya pernah.
Dekat dengan Aneka Destinasi WisataÂ
Desa Mbengan Lor, kecamatan Sawangan, kabupaten Magelang, tempat rumah mbah Mul, terletak di kawasan kaki gunung Merapi dan Merbabu, berhawa dingin.
Di waktu pagi, kami biasa menjelajah kawasan desa-desa sekitar, seperti desa Bulu, Tampir, Gondang, Wonolelo, Wonokerso, Tumpang, memakai sepeda milik warga desa. Terkadang naik motor beriringan. Dan sesekali kami berjalan kaki, termasuk melintasi pematang sawah, mampir di kali Mangu yang jernih airnya, serta berlama-lama menikmati panorama alam khas desa Mbengan Lor yang nyaman, tenang dan asri.
Berdekatan Destinasi Wisata Terkenal
Uniknya lagi, desa Mbengan Lor tempat rumah mbah berdekatan dengan beberapa destinasi wisata terkenal sekitar Magelang, antara lain:
Ketep Pass Merapi
Ketep Pass Merapi adalah tempat wisata di wilayah lereng Gunung Merapi, Magelang, Indonesia, yang menawarkan pemandangan menakjubkan dari gunung berapi yang aktif. Dengan panorama indah Gunung Merapi, hamparan kebun dan sawah, serta desa-desa di kaki gunung, tempat ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana pegunungan yang sejuk dan alam yang memukau. Jarak tempuh dari rumah mbah, sekitar 15 menit naik motor atau mobil. Â
Candi Borobudur
Candi Borobudur adalah sebuah kompleks candi Buddha yang terletak di kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini dianggap sebagai salah satu keajaiban dunia dan merupakan situs warisan dunia UNESCO. Dibangun pada abad ke-8, Candi Borobudur merupakan monumen arsitektur yang mengesankan dengan 504 arca Buddha, 2.672 relief, dan 72 stupa yang indah.Â
Candi ini menggambarkan ajaran Buddha Mahayana melalui cerita dan simbol-simbol yang diukir di dinding dan reliefnya. Wisatawan datang ke Candi Borobudur untuk mengagumi keindahan seni dan arsitektur kuno, menikmati panorama alam sekitar, dan merasakan atmosfer spiritual yang khusyuk.Jarak tempuh dari rumah mbah, sekitar 25 menit menuju Borobudur.Â
Alun-alun Kota Magelang
Alun-alun Kota Magelang adalah sebuah lapangan terbuka yang terletak di pusat kota Magelang, Jawa Tengah. Alun-alun ini merupakan pusat kegiatan sosial dan budaya di kota Magelang. Â Lapangan yang luas ini dikelilingi oleh bangunan bersejarah, seperti Masjid Agung Magelang dan Balai Kota Magelang.
 Alun-Alun Kota Magelang juga dilengkapi dengan taman, area bermain anak, dan berbagai fasilitas umum. Tempat ini menjadi tempat favorit bagi penduduk setempat dan wisatawan untuk bersantai, berkumpul, dan menikmati suasana kota yang hidup.
Di malam hari, alun-alun ini juga menjadi tempat diadakannya berbagai kegiatan seperti pasar malam dan pertunjukan seni. Dan tentu saja ini adalah pusat kuliner Magelang, dengan makanan uniknya, yang sayang untuk dilewatkan,yaitu: Nasi Goreng Magelangan, dan Kupat Tahu Magelang. Jarak tempuh dari rumah mbah ke lokasi, sekitar 30 menit naik mobil atau motor.Â
Nah, selama liburan ke rumah mbah, kami sesekali berombongan keluarga besar mbah Mul mengunjungi beberapa tempat wisata itu satu demi satu.
Tentu saja, itu semua menjadi sebuah rangkaian pengalaman perjalanan liburan keluarga yang menyenangkan dan penuh kesan bagi kami semua, putra putri dan para cucu mbah Mul di desa.
Penuh Kesan dan Bermanfaat
Menurut penulis, menginap ramai-ramai di rumah mbah untuk mengisi liburan sekolah memiliki banyak manfaat, terutama bagi anak anak, antara lain:
Kebersamaan:Â kita dapat menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga dan teman-teman tanpa ada gangguan dari hiruk-pikuk kota.
Mengenang Masa Lalu: Rumah mbah sering kali memiliki nilai sejarah dan kenangan yang mendalam. Ini bisa menjadi kesempatan untuk mendengarkan cerita-cerita menarik tentang masa lalu.
Hidup Sederhana: Suasana desa dan kehidupan mbah akan membawa kita kembali ke alam desa dan mempererat hubungan dengan alam sekitar.
Pengalaman Camping: Menginap di rumah mbah dapat memberikan pengalaman camping tanpa harus meninggalkan kenyamanan rumah. Nikmati saja keseruannya.
Tips Liburan di Rumah Mbah di Desa
Menurut catatan penulis, ada beberapa tips ketika berlibur ke rumah mbah di desa, berlibur ke rumah kerabat di gunung, atau berkunjung ke rumah saudara di daerah pedalaman, antara lain:
Rencanakan dengan Baik: Hubungi keluarga atau mbah terlebih dahulu untuk merencanakan kunjungan kamu. Pastikan mereka menyambut dengan senang hati dan mengetahui jadwal kedatangan rombonganmu.
Packing yang Tepat:Â Pastikan membawa pakaian yang sesuai dengan iklim desa dan kegiatan yang akan dilakukan. Selalu siapkan jaket atau mantel ringan karena suhu di desa cenderung lebih sejuk, terutama di malam hari. Penting juga membawa tikar untuk alas duduk atau tiduran di lantai.
Menjalin Hubungan: Terlibatlah dalam kehidupan sehari-hari di desa. Cobalah berbaur dengan penduduk setempat, ikuti kegiatan mereka, misalnya kegiatan kerja bakti. Dan jadikan itu bagian dari kegiatan selama liburan yang menyenangkan di tempat mbah. Libatkan anak anak untuk ikut serta kegiatan.
Hargai Budaya dan Adat Istiadat:Â Hormati dan ikuti peraturan serta adat istiadat setempat. Ajukan pertanyaan dengan sopan tentang tradisi, mitos, legenda dan cerita-cerita yang ada di desa.
Menghadapi Tantangan
Tentu saja, liburan di desa juga memiliki beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti:
Keterbatasan Fasilitas:Â Jangan berharap ada fasilitas mewah di desa. Sebaliknya, kamu akan mengalami gaya hidup yang lebih sederhana, jadi bersiaplah dengan keterbatasan tersebut. Tetapi semua bisa diusahakan sendiri, misalnya untuk kebutuhan air panas buat mandi, kamu bisa langsung memasak air lebih dulu di dapur memakai kayu bakar. Seru kan?
Komunikasi:Â Mungkin ada bahasa lokal yang berbeda di desa atau di daerah pedalaman yang kita kunjungi. Jika kamu tidak menguasai bahasa tersebut, cobalah menggunakan bahasa tubuh atau ajak orang setempat berbicara dalam bahasa yang kamu kuasai.
Cobalah Sendiri
Liburan di rumah mbah di desa adalah ilustrasi pengalaman yang murah meriah dan penuh kenangan. Di rumah mbah Mul kami menemukan keindahan alam, kearifan lokal, dan kedamaian yang tak ternilai harganya. Sebuah paket liburan sekolah yang kompelet pakai telor.
Akhirnya, bagi sahabat Kompasiana, jangan ragu untuk mencoba liburan berbeda semacam ini, yakni "liburan ke rumah mbah": misalnya, bermalam di rumah kerabat di desa, liburan homestay di gunung, tinggal di rumah sahabat daerah pedalaman, dan semacamnya.
Dan nikmati segalanya dengan sepenuh hati. Rasakan keajaiban yang ditawarkan oleh desa, keramahan warga desa, dan panorama desa yang umumnya masih asri dan segar.
Selamat menikmati liburan sekolah yang berkualitas dan berkesan!
Selesai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H