Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sandhyakalaning Baruklinting-Tragedi Kisah Tersembunyi (Episode#21)

30 April 2023   09:25 Diperbarui: 30 April 2023   10:35 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Ontran Ontran Kotapraja" #21, Cover image by D.Wibhyanto/dokumen pribadi.

Dengan kekuatan mantera itu, pasukan telik sandi Mataram itu menjadi kebal dari segala serangan teluh. Lalu mereka mengganti pakaian dengan pakaian serba berwarna kuning. Dan kembali menyusup ke tengah kota, bergabung dalam barisan massa perusuh dan turut membuat kekacauan dan adudomba.

Pasukan telik sandi itu benar-benar piawai menjalankan gerakan apa yang mereka sebut, kode sandi"Kriwikan dadi Grojogan"! 

*** 

Baruklinting sangat terpukul dan marah. Sebab dia melihat banyak penduduk tak berdosa di Kotapraja yang mati sia-sia. Dia tidak ingin jatuh korban lebih banyak lagi di kalangan penduduk Mangir akibat perang pengaruh, kerusuhan, adudomba dan perang gendam. 

Maka dalam pada itu Baruklinting berkelebat masuk ke kerumunan massa di alun-alun Kotapraja. Dia mencoba mengusir semua orang-orang Nogo Kemuning dan penduduk Mangir yang dalam pengaruh Gendam Jiwo. Sebab barisan massa itu telah merangsek, mendekati wilayah Ndalem Wanabayan. Maka Baruklinting memateg suatu ajian kuno yang jarang dipergunakan oleh para spiritualis di tanah Jawa. Itu adalah ajian Gelap Ngampar!

"Hong, ingsun amatek ajiku si gelap ngampar, Gebyar-gebyar ana ing dadaku, Ula lanang guluku. Macan galak ana raiku, Surya kembar ana netraku, Durgadeglak ana pupuku, Gelap ngampar ana pengucapku, Gelap sewu suwaraku, hya ingsun si gelap sewu. Gelap ngampar kuwang-kuwang, Midaku raku, Gelap ngampar pengucapku, Nyaut ora nyunduk, Gajah meta, Kala anembah, rep sirep saking kersaning Allah Gustiku". Ujar Baruklinting merapal mantera ajian Gelap Ngampar. 

Dia merapal mantera itu berulang-ulang, sambil merundukkan tubuh dan menjejakkan kakinya ke tanah. Bagai belalang Baruklinting melentingkan tubuhnya ke angkasa. Dengan memakai daya kesaktiannya, Baruklinting lalu terbang melayang bagai elang, tinggi ke angkasa, sambil menebarkan daya pamor kekuatan ajian Gelap Ngampar ke langit Kotapraja. 

Maka sejeda kemudian, seketika itu juga langit Kotapraja berubah berwarna putih kemerahan tertutup oleh kabut asap merah yang datang entah darimana, yang turun seperti selimut menyelimuti Kotapraja. Daya kekuatan ajian Gelap Ngampar dalam rupa kabut itu melayang-layang dan melumpuhkan siapa saja yang dianggap musuh oleh Baruklinting.

Pengaruh daya ajian Gelap Ngampar benar-benar nggegirisi. Kabut asap berwarna merah itu lalu sesekali mengeluarkan kilatan cahaya petir disertai ledakan dahsyat dan suara geledeg berulang-ulang. Maka siapa saja musuh yang mendengar ledakan suara petir itu mendadak limbung berguling-guling ke tanah, sambil menutup telinga dengan kedua telapak tangan. Sebagian besar dari mereka langsung tuli penuh kesakitan. Sebagian massa lainnya di tengah Kotapraja itu langsung bersimpuh, menyerah dan akhirnya sebagian besar mereka kocar-kacir melarikan diri.

Baruklinting akhirnya menghentikan daya ajian Gelap Ngampar itu, setelah yakin bahwa musuh telah berhasil dipukul mundur dari alun-alun Kotapraja. Pasukan Nogo Kemuning menarik diri dari alun-alun dan semua penjuru Kotapraja. Mereka kembali ke titik pertahanan terakhir mereka di Njaban Beteng. 

Namun begitu, suasana Kotapraja masih mencekam. Dan setiap waktu peperangan dan kerusuhan bisa saja terjadi lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun