Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sandhyakalaning Baruklinting-Tragedi Kisah Tersembunyi (Episode#21)

30 April 2023   09:25 Diperbarui: 30 April 2023   10:35 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah Ki Ageng Wanabaya pergi mengungsi, maka terjadi kekosongan kepemimpinan di kursi Dampar Kedaton, yaitu kursi simbol kekuasaan di Ndalem Wanabayan. Kekosongan kursi kepemimpinan itu, akhirnya dimanfaatkan oleh Baruklinting. Dia akhirnya menduduki kursi kedaton Mangir itu seutuhnya, walau untuk sementara waktu. Dia lalu membersihkan Ndalem Wanabayan dari semua orang yang diduga masih setia pada Ki Ageng Wanabaya. Dia mencopot semua pejabat yang setia pada ayahnya itu dan mengganti dengan pejabat baru. 

Sementara itu Pulanggeni dan kelompoknya menjadi bertambah geram. Dia merasa difitnah dan dikhianati oleh Baruklinting. 

Maka saat itu juga, Pulanggeni memutuskan untuk terang-terangan melawan Baruklinting. Semua atribut Nogo Kemuning yang semula disimpan di tempat tesembunyi, akhirnya dia keluarkan semuanya. Dia perintahkan semua orang-orangnya untuk terang-terangan memakai semua seragam warna kuning, lalu memasang semua umbul-umbul dan bendera Nogo Kemuning di jalan-jalan Kotapraja. Dengan demikian Pulanggeni telah memicu api permusuhan.

Pasukan Bayangan Hitam Nogo Kemuning dibawah pimpinan Pulanggeni pun muncul seutuhnya sebagai barisan pasukan gerombolan yang nggegirisi, memakai pakaian hitam-hitam. Mereka lalu unjuk kekuatan di tengah kota, mengelilingi alun-alun sambil mengibarkan umbul-umbul dan bendera berwarna kuning dengan lambang ular melingkar di tengahnya. 

Pulanggeni dan gerombolannya juga memateg ajian Gendam Jiwo. Sehingga banyak penduduk Mangir di Kotapraja terpapar oleh ajian itu. Siapa saja penduduk yang terkena ajian Gendam Jiwo, mereka dengan sukarela menjadi pengikut Pulanggeni, dan terlibat dalam kerusuhan di Kotapraja membela Pulanggeni. 

Bahkan para penduduk yang sebagian telah dalam pengaruh Gendam Jiwo itu, juga turut memakai pakaian serba kuning dan mengikuti pawai unjuk kekuatan itu. Suasana tengah kota benar-benar menegangkan karena dipenuhi oleh massa pemberontak berpakaian serba kuning itu.

Dengan memakai kekuatan ajijaya kawijayan Gendam Jiwo dan Teluh Wiso, Pulanggeni dan pasukan Bayangan Hitamnya lalu mengamuk di hampir seluruh pelosok Kotapraja. Akibatnya banyak penduduk sipil menjadi korban keganasan mereka. 

Kekuatan Teluh Wiso benar-benar nggegirisi. Sebab banyak korban tewas berjatuhan dalam kondisi tubuh membiru seperti terkena racun upas ular yang ganas. Mereka adalah penduduk sipil Mangir yang mencoba melawan gerombolan Nogo Kemuning. Keadaan Kotapraja benar-benar mencekam. 

*** 

Adapun keempat telik sandi Mataram yang menyebar dan berada dalam kekacauan itu, hampir saja menjadi korban serangan Teluh Wiso dan Gendam Jiwo. Untung saja akhirnya mereka lolos dari serangan itu, setelah mereka merapal suatu mantera anti teluh yang mereka kuasai. 

"Selowatu watuselo. Niat ingsun amateg ajiku tameng wojo. klambiku wesi kuning sekalian kandele. Ototku kawat balungku wesi kulitku tembogo. Dagingku wojo. Kepkarekep barukut kinemulan wojo inten. Sakabehing ora biso nedasi. Mimis bedhil podho nglumpruk kadyo kapuk tan tumomo ing badanku. Saking kersaning Gusti ingsun. Selowatu watuselo", ujar mereka di tempat persembunyian masing-masing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun