Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

CLARA-Putri Seorang Mafia (Episode #1)

13 April 2023   10:32 Diperbarui: 15 April 2023   10:02 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Image #1 Penembakan Misterius, By D.Wibhyanto/dok.pri

" Semua salah ayah.... Jane putri ku, maafkan ayah".

Beberapa detik kemudian, akhirnya Jane berhasil membuka pintu saat tubuh ayahnya telah melemah dan menggelosor ke lantai. Darah tampak menggenang. Jane menubruk ayahnya. Jane berteriak minta tolong kepada siapa pun, tetapi tak ada tetangga yang keluar untuk menolongnya.

"Tolong ayahku. Tolong kami. Tolongg!", teriak Jane. Suaranya menembus lorong-lorong apartemen. Ayah Jane menghembuskan napas terakhir di pelukan Jane dengan bersimbah darah. Ayah Jane tewas. Jane menangis sejadinya. Suaranya mengiris perasaan siapa saja yang mendengarnya.

Sehari Sebelum Kejadian

Hidup Jane menjadi sangat kacau, semenjak ayahnya menjadi buronan polisi. Jane tidak tahu mengapa ayahnya menjadi buronan. Kegiatan kuliahnya juga berantakan, ketika banyak mahasiswa di kampus memperoloknya: "Anak preman woy, anak preman!", "Jangan dekat-dekat pecandu narkoba!". Jane tidak tahan pada semua olok-olokan seperti itu.

Pesan WA kepada ayah Jane tak pernah dibalas: "Ayah dimana? Kapan Ayah pulang? Semua orang mencari Ayah! Tolong ayah pulang. Jawab WA Jane yah! Ayah dimana? ".

Sudah tiga bulan ayahnya tidak pulang dan tak ada kabar. Itu membuat Jane kesal. Peristiwa perlawanan Jane karena dibuly di kampus, juga berakibat Jane dikeluarkan oleh pihak kampus. Tetapi sebelum itu terjadi, Jane memutuskan untuk mengundurkan diri dari kampus, bukan dikeluarkan.
Jane tinggal di sebuah apartemen. Sendirian. Setiap kali pulang, ada polisi yang selalu mengawasinya. Jane selalu merasa terganggu oleh kehadiran polisi itu. Mereka ingin mengorek informasi dari Jane tentang dimana ayahnya berada. Dan apakah ayahnya sudah menghubungi Jane? Jane tidak menggubris polisi itu, sebab dia sendiri bingung tidak tahu dimana ayahnya kini berada. Jane sesekali berlari ke pantai, menyendiri dan mengingat masa-masa indah bersama ayahnya melalui foto2 di HP. Ayah, pulanglah, kamu dimana? tanya Jane dalam hati.

Malam itu, tiba-tiba ayah Jane menelepon dari suatu tempat memakai telepon umum. Dari nomor telepon yang tidak dikenal, Jane mengangkat telepon itu. Ya itu suara ayahnya.

"Halo Jane, putriku yang cantik. bagaimana kabarmu? / Selamat ulang tahun ya putri ayah/kiriman hadiah Laptop dari ayah sudah Jane terima? / Ayah ingin tahu bagaimana keadaan Jane", suara dari ujung telepon.

Tetapi Jane terlanjur kesal kepada Ayahnya itu.

"Ayah kapan pulang? Kapan ayah ke sini? ayah dimana! Sudah sebulan aku diikuti polisi. Dan di kampus aku diolok olok karena disebut anak preman. Tetangga sudah pada tahu bahwa ayah buron. Di tempat umum foto ayah dipajang sebagai buronan polisi. Ayah dimana!", sergah Jane memberondong ayahnya dengan kata-kata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun