Mohon tunggu...
Aqilla Barki Firdaus
Aqilla Barki Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah mahasiswi Jurnalistik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sederhana Namun Bermakna: Pandangan Tasawuf tentang Tanggung Jawab

17 Desember 2023   17:45 Diperbarui: 18 Desember 2023   21:50 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tanggung jawab merupakan kesadaran seseorang dengan kewajiban untuk menanggung semua akibat dari sesuatu yang telah diperbuatnya. Tanggung jawab memiliki dua penyangga utama. Pertama, kesadaran tentang kewajiban yang harus ditunaikan dalam hidup dan kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Kedua, kesiapan fisik dan mental untuk menanggung semua akibat dari sesuatu yang telah dilakukannya. Tanggung jawab terkait dengan hukum sebab akibat. Apa yang dilakukan seorang individu, baik positif atau negatif, maka perbuatan tersebut mengikat dirinya. Ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, baik di dunia maupun di akhirat.

Sebagai langkah awal menuju pemahaman yang lebih tinggi, tasawuf mengajarkan bahwa tanggung jawab terhadap diri sendiri menjadi kunci utama. Perspektif tasawuf terhadap masyarakat melihatnya sebagai refleksi dari keadaan batin individu. Oleh karena itu, menjaga hati nurani dan melakukan perbaikan terhadap perilaku pribadi dianggap sebagai tanggung jawab dasar. Tasawuf juga mengajarkan bahwa tanggung jawab terhadap alam semesta merupakan bagian integral dari eksistensi manusia. Mengurus sumber daya alam dengan kebijaksanaan, merawat kelestarian lingkungan, dan bersikap hormat terhadap makhluk hidup merupakan wujud tanggung jawab spiritual. Hal ini mencerminkan pemahaman bahwa manusia berperan sebagai khalifah, yaitu pemimpin yang memiliki tanggung jawab terhadap bumi ini.

Allah SWT berfirman dalam Q.S At-Tur [52]: 21 yang artinya berbunyi, "Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya." Sikap tanggung jawab terbentuk seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan jiwa seseorang sesuai dengan fase-fase perkembangan yang dialami manusia sejak lahir, balita, remaja, dewasa, hingga lansia.

Tanggung jawab terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya ialah:
1.) Tanggung jawab kepada Allah

      Menurut ajaran Islam, tanggung jawab kepada Allah merupakan tanggung jawab dasar bagi tiap muslim dengan kesadaran 

      terhadap kewajiban yang harus dilakukan manusia terhadap Allah SWT dengan tujuan membimbing akal manusia untuk dapat

      menangkap dan mengetahui bahwa Allah SWT adalah Tuhannya, dan wajib disembah serta tempat meminta pertolongan.

2.) Tanggung jawab terhadap diri sendiri.

      Manusia merupakan makhluk yang bermoral. Namun, manusia juga sebagai pribadi yang mempunyai pendapat sendiri, perasaan 

      sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak. Untuk itu, manusia dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna, 

      maka atas diri manusia perlu diberikan tanggung jawab.

3.) Tanggung jawab terhadap keluarga

      Sebagai muslim, selain dituntut untuk bertanggung jawab kepada Allah dan terhadap diri sediri, kita juga bertanggung jawab 

      terhadap keluarga kita. Tanggung jawab terhadap keluarga adalah dimana kita dapat memelihara kebersihan, kenyamanan, dan

      keamanan dalam keluarga, serta mematuhi aturan yang ditetapkan bersama.

4.) Tanggung jawab dalam Masyarakat

      Manusia, sebagai makhluk sosial, terikat pada masyarakat sepanjang hidupnya. Dalam segala aspek, termasuk berpikir, bertingkah

      laku, dan berbicara, keterikatan ini mendorong pertanggungjawaban terhadap masyarakat. Kebergantungan manusia pada

      bantuan sesama, terutama di era modern, menegaskan perlunya kerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam menjalani

      hidup dan mencari kebahagiaan, manusia tidak bisa hidup sendiri, mereka membutuhkan bantuan dan kerjasama orang lain.

      Kesadaran akan hal ini mendorong tanggung jawab untuk berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.

5.) Tanggung jawab dalam bangsa dan negara

      Seorang muslim menunjukkan tanggung jawabnya terhadap bangsa dan negara dengan memberikan perhatian pada pembinaan

      kualitas bangsa, agar menjadi beriman, bertakwa, berdaulat, mandiri, cerdas, dan berintegrasi. Penguatan pertahanan dan

      ketahanan negara dipengaruhi oleh kualitas bangsa, sesuai dengan pesan Al-Qur'an untuk turut bertanggung jawab dalam aspek 

      keislaman, keutamaan, dan kebangsaan.

Perspektif tasawuf terhadap tanggung jawab tidak hanya terfokus pada realitas fisik, melainkan juga terlibat dalam dimensi spiritual yang lebih tinggi. Membangun relasi yang positif dengan Tuhan, menjaga ketaatan dan integritas moral, serta berupaya mencapai kesempurnaan spiritual dianggap sebagai tanggung jawab utama dalam perjalanan tasawuf. 

Dengan demikian, pemahaman tasawuf mengenai tanggung jawab terlihat sederhana, namun memiliki kedalaman makna. Dalam konteks tasawuf, tanggung jawab tidak sekadar merupakan kewajiban berat, melainkan menjadi sarana untuk mencapai kesempurnaan spiritual dan mencari keseimbangan antara dunia material dan dimensi rohaniah.

Memenuhi mata kuliah Akhlak Tasawuf. 

Dosen pengampu: Prof. Dr. H. Asep Usman Ismail

REFERENSI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun