Mohon tunggu...
Aqil Azhar
Aqil Azhar Mohon Tunggu... -

Jurnalis Muda

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media dan Pesantren; (Studi Banding pada @sidogiri)

31 Juli 2014   09:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:47 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Artikel ini saya format Kultwit)

1. Diakui atau tidak, memiliki peran membenarkan dan meluruskan paham yang bersebrangan dengan

2. #Pesantren juga andil membangun defence; melindungi masa depan kaum muda dari paham import barat.

3. Di era pergaulan global sekarang ini, #Pesantren bahkan wajib memiliki transportasi, khususnya #media

4. Bagaimanapun, dampak #media (digital atau cetak) berpengaruh hebat, terlebih untuk usia otak yang masih ranum

5. Banyak aktifis kampus mulai menganut paham salah modern akibat media-media tak sepaham dengan #Aswaja

6. Bahkan ada juga alumnus 100% jebolan #Pesantren lebih tertarik berpaham #Orientalis, #Liberalis, dsb.

7. Entah khawatir dianggap kolot atau dibius materi sehingga sengaja "memodifikasi" (minjem istilah ) pengetahun sebelumnya ttg agama

8. Alhamdulillah, seperti dan dll masih bisa bertahan dari godaan dan "rayuan-rayuan" menyesatkan. cc:

9. Nah Untuk #media, data yg pernah saya baca, #media terbanyak dalam sebuah #pesantren masih dipegang pp@sidogiri

10. @sidogiri berusaha sekuat tenaga bergerak, melakukan serangan counter attack atas paham-paham sempalan tanpa blunder sedikitpun

11. Melahirkan banyak tidak berarti merangsang audiens untuk memberikan aplous keras () atau menggharap duel fisik

12. Media-media yang dikelola @sidogiri masing-masing memiliki medan berbeda. Tapi, tetap sama dalam tujuannya. Langsung saja, kita zooming:

13. #Media Online milik @sidogiri antara lain: www.sidogiri.net , /sidogiri (facebook fanpage) @sidogiri (Twitter) dan jejaring social lainnya

14. Media Cetak: Ada 15 Majalah. Fungsi belasan di bergerak menurut bidang dan instansi yang mengelolanya.

15. Instansi Ubudiyah; bertugas mendidik santri ttg ibadah shari2 (mading TAUIYAH). Keluar berdakwah otw masjid2 dengan buletin .

16. Instansi Kuliah Syariah; Mading TAFAQQUH, dan Buletin ISTINBAT; Berisi ide-ide dari kitab klasik, terkait fikih, tauhid dsb. Buletin ini laku keras di pesantren2 dan kampus-kampus

17. OMIM (Organisasi Intra Madrasah) MMU ALIYAH ; Majalah IJTIHAD dan Mading HIMMAH. Diisi oleh murid senior MMU Aliyah

18. Instansi PP ISS (Ikatan Santri Sidogiri); buletin NASYITH & Mading KOREKSI. Topik lebih menekan pd kehidupan bersosial santri dan remaja

19. Instansi Annajah; Mading MADINAH - (benteng ). Pengelolanya: ORGANISASI ANNAJAH, rata-rata Santri tingkat TSANAWIYAH

20. @LazSidogiri: Bergerak dibidang santunan dan social masyarakat. PEDULI adalah majalah bulanannya

21. PERPUSTAKAAN : tak hanya mengoleksi puluhan-ribu kitab dan buku; jg melahirkan majalah MAKTABATUNA, Mading MAKTABATI & MATABACA

22. BPS (Balai Pengobatan Santri) juga miliki majalah "Mading AS-SHIHHAH"; mengenalkan bgmn hidup sehat dan lingkungan bersih ala #Pesantren.

23. buletin SIDOGIRI (Di twitter dikenal ); adalah raja media cetak di . Semua rubrik yg anda butuhkan ada disini!

24. Nah, ke-15 media tsb, dedline editingnya tidak cukup pada badan instansi terkait.

25. Meskipun badan editor, masing2 tsb harus melewati pengoreksian ulang oleh badan korektor BPP (Badan Pers Pesantren)

26. Lolos dari BPP Media-media itu baru angkat cetak dan boleh dipublikasikan.

27. Dengan prosses pengelolaan super ketat seperti ini, ke-Aswaja-an di tetap terjamin. Cc:

28. Ada yang terlupakan; PUSTAKA SIDOGIRI (benteng ahlusunnah wal jamaah). adalah penerbit buku-buku karya santri

29. Mencetak ratusan buku dg ragam tema. Dari tema teologi, fikih sehari-hari, ekonomi dan kajian sastra dsb. Semua ada!

30. Penulis paling exis di @pustakasidogiri antara lain, @AchyatAhmad, @QueN_aq, @masyhuri_mochtar, @syamsulmunawwir dll.

31. Tak hanya santri @sidogiri, karya penulis sekaligus pengamat terkenal, Prof Dr Mohammad Baharun  juga diterbitkan oleh @pustakasidogiri

32. So, pesantren-pesantren di nusantara patut berkaca pada produktivitas @sidogiri; cetak media produktif, cetak santri produktif & kreatif

33. Jangan berkaca pada santri-santri "mbeling" dan aktifis yang sudah termakan media ngawur dan bacaan-bacaan sesat. Contoh (maaf) @ulil cs

34. Mengherankan memang, JIL yang "naik daun" bermula dari agresi seorang jebolan pesantren, anak & menantu kiai lagi. !

35. pesantren seperti harus lebih aktif, kreatif, inovatif, dan benar-benar kritis pada ancaman paham import .

36. Ubah wacana masyarakat yang beranggapan #Pesantren adalah sarang #Liberalis, sarang #Teroris dan semacamnya. Serius lho!

37. Tapi ingat! Jgn selesaikan dg perang fisik, itu bukan penyelesai akhir yang baik. Perang pena lebih menampakkan pada perubahan positif.

38-(selesai). Perang media harus dinyalakan. Karena #barat dengan #orientalism nya telah lama menabuh genderang perang!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun