Mohon tunggu...
Aqila Safa
Aqila Safa Mohon Tunggu... Akuntan - Pelajar

Menyanyi/infp)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kearifan Lokal yang Menunjukkan Nilai Gotong Royong dan Kebersamaan dalam Tradisi Mratelung di Purbalingga

8 September 2024   10:00 Diperbarui: 8 September 2024   10:04 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

5.) Menerima Bawon (upah sukarela)

 

Masyarakat Purbalingga melakukan Mretelung karena beberapa alasan utama, yaitu: 

1.) Gotong Royong

Mretelung adalah contoh nyata dari tradisi gotong royong, dimana masyarakat pedesaan bekerja sama dalam kegiatan panen tanpa dibayar. Tradisi ini menguatkan nilai nilai solidaritas dan kebersamaan dalam masyarakat. 

2.) Interaksi Sosial

Mratelung memunculkan interaksi sosial yang kuat di antara warga desa, tidak hanya memperkuat interaksi, mratelung juga memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan. 

3.) Bawon (Upah Sukarela)

Meskipun melakukannya secara sukarela, masyarakat akan mendapat imbalan berupa bawon. Bawon ini merupakan ucapan terima kasih dan memunculkan rasa berbagi. Masyarakat Purbalingga punya cara sendiri untuk menentukan upah bawon, yaitu upah bawon diberikan berdasarkan hasil panen yang diperoleh. Misalnya jika petani memanen pada, maka upah bawonnya berupa padi, dan jika memanen kacang, maka upah bawonnya berupa kacang. 

Dengan demikian, tradisi Mratelung tidak hanya sebagai kegiatan bertani, tetapi juga sebagai wadah gotong royong dan berbagi antar sesama masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun