Mohon tunggu...
Aqillah Zahra
Aqillah Zahra Mohon Tunggu... -

Senang belajar... :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menjadikan Makanan sebagai Obat

7 September 2016   05:48 Diperbarui: 7 September 2016   06:00 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Makanan yang kita makan bukan hanya “obat” ketika kita lapar, tapi juga bisa menjadi obat dikala kita sakit. Prinsipnya adalah, makanan yang kita makan adalah makanan yang mengandung zat gizi cukup sehingga tubuh memiliki tenaga untuk menyembuhkan dirinya. Kedua, makanan tersebut tidak boleh menambah beban kerja bagian tubuh yang sakit. Ketiga, jenis dan jumlahnya harus diatur.     

Makanan sebagai obat, biasanya dikenal dengan istilah diet. Diet menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah aturan makanan khusus untuk kesehatan dan biasanya dilakukan atas petunjuk dokter atau konsultan. Kebanyakan orang memahami kata diet hanya sebatas pada bagaimana menurunkan berat badan tubuh atau agar tubuh langsing, padahal itu salah. Setiap penyakit pasti ada dietnya, misalnya, diet rendah garam, diet energi tinggi protein tinggi, diet serat tinggi, diet penyakit hati, diet sisa rendah, dan lainnya.  

Berikut ini saya akan menyebutkan beberapa diet untuk berbagai penyakit, serta pantangan dan rekomendasi makanan agar penyakit bisa segera sembuh.

1. Diet rendah garam

Diet rendah garam yaitu pengaturan konsumsi garam yang terdapat pada makanan. Garam bukan hanya berupa garam dapur, tapi termasuk soda kue, baking powder, natrium benzoat, dan monosodium glutamat. Menurut Ferina Darmarini dalam buku Penuntun Diet, asupan garam yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan gangguan edeme dan hipertensi. Penderita yang biasanya harus melakukan diet rendah garam ini yaitu penderita sirosis hati, penyakit ginjal, toksemia pada kehamilan, hipertensi dan penyakit jantung.

Makanan yang perlu dihindari yaitu roti, biskuit, kue (yang terdapat baking powder atau soda), jeroan, makanan yang diawetkan seperti kornet, sosis, ikan kaleng, telur asin, buah kaleng, asinan, keju, kecap, minuman ringan, margarin serta makanan yang dimasak dengan garam.

Penderita yang menjalani diet ini bukan berarti tidak makan makanan yang mengandung garam sama sekali, tapi penggunaannya saja yang dibatasi. Misalnya bagi penderita penyakit berat, garam yang diperbolehkan hanya 200-400 mg, sedangkan untuk penyakit ringan jumlah garam dibatasi 1000-1200 mg.

2. Diet serat tinggi

Kebanyakan para wanita paling takut jika berat badannya bertambah, berbagai macam diet pun dilakukan. Tapi, apapun dietnya, untuk menurunkan berat badan pasti selalu dianjurkan makan buah dan sayur lebih dari biasanya.

Jenis serat ada dua macam yaitu serat larut air dan serat tidak larut air. Serat tidak larut air fungsinya untuk mencegah susah buang air besar dan ambien. Sedangkan, serat larut air berfungsi untuk menurunkan penyerapan lemak dan kolesterol, meringankan penderita jantung, serta dapat mencegah terjadinya kanker kolon.

Makanan yang memiliki serat tinggi biasanya mengandung energi yang rendah, serta menimbulkan rasa kenyang lebih lama. Hal ini cocok untuk menurunkan berat badan. Selain konsumsi sayur dan buah, sumber karbohidrat yang dianjurkan yaitu beras merah, havermout, dan roti gandum.

3. Diet sisa rendah

Berdasarkan rujukan dari buku Penuntun Diet, jenis diet sisa rendah diberikan dengan tujuan memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sesedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses dan tidak merangsang saluran cerna.

Diet ini biasanya diberikan pada penderita diare, penyumbatan saluran cerna, ambien, pra dan pasca bedah, serta beberapa penyakit lainnya yang berhubungan dengan saluran cerna.

Berbeda halnya dengan diet tinggi serat, justru diet sisa rendah ini tidak dianjurkan makan makanan serat yang terlalu banyak. Contoh makanan yang harus dihindari yaitu beras ketan, singkong, daging berserat kasar, sayuran dan buah yang tinggi serat, makanan yang beraroma tajam seperti cabai, merica, ketumbar, dan lainnya.

4. Diet energi tinggi protein tinggi

Pada diet ini, kebutuhan penderita terhadap energi dan protein lebih tinggi diatas kebutuhan normal. Diet ini bertujuan untuk mencegah dan mengurasi kerusakan jaringan tubuh, serta menambah berat badan agar mencapai status normal.

Orang yang mendapatkan diet ini biasanya orang yang menderita KEP (kurang energi protein), luka bakar berat, postpartum, dan wanita hamil.

Tidak terlalu banyak pantangan makanan bagi penderita ini, namun tetap harus memperhatikan kondisi penderita jika ada alergi.

5. Diet penyakit hati

Siapa yang tidak tahu penyakit hepatitis? Ya, semua pasti tahu. Penyakit hepatitis ini adalah salah satu jenis penyakit hati yang gejalanya mual, demam, muntah, urine berwarna pekat, bahkan menimbulkan warna kuning pada bagian mata.

Pemberian diet penyakit hati tentu bertujuan untuk meringkankan kerja hati agar bisa kembali pulih. Selain itu, berat badan penderita juga harus dipertahankan normal, karena biasanya penderita penyakit ini bisa mengalami berat badan turun drastis.

Bahan makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan yang mengandung alkohol, teh, dan kopi kental. Perlu dibatasi juga makanan seperti daging yang mengandung banyak lemak dan santan, serta makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian, dan nangka.

Masih banyak jenis diet lainnya, misalnya diet diabetes, diet komplikasi kehamilan, diet pemeriksaan lab, diet penyakit saluran cerna, diet penyait ginjal, bahkan ada juga diet kecantikan.

Kesehatan itu amat penting untuk dijaga, karena itu bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT yang telah menciptakan tubuh kita. Tips agar senantiasa sehat yaitu aturlah konsumsi makanan, olahraga teratur, istirahat cukup, cukup minum air mineral, dan konsultasikan pada dokter jika sakit.

Salam sehat.

Pustaka:

Almatsier, Sunita. 2007. Buku Penuntun Diet. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun