3. Diet sisa rendah
Berdasarkan rujukan dari buku Penuntun Diet, jenis diet sisa rendah diberikan dengan tujuan memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sesedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses dan tidak merangsang saluran cerna.
Diet ini biasanya diberikan pada penderita diare, penyumbatan saluran cerna, ambien, pra dan pasca bedah, serta beberapa penyakit lainnya yang berhubungan dengan saluran cerna.
Berbeda halnya dengan diet tinggi serat, justru diet sisa rendah ini tidak dianjurkan makan makanan serat yang terlalu banyak. Contoh makanan yang harus dihindari yaitu beras ketan, singkong, daging berserat kasar, sayuran dan buah yang tinggi serat, makanan yang beraroma tajam seperti cabai, merica, ketumbar, dan lainnya.
4. Diet energi tinggi protein tinggi
Pada diet ini, kebutuhan penderita terhadap energi dan protein lebih tinggi diatas kebutuhan normal. Diet ini bertujuan untuk mencegah dan mengurasi kerusakan jaringan tubuh, serta menambah berat badan agar mencapai status normal.
Orang yang mendapatkan diet ini biasanya orang yang menderita KEP (kurang energi protein), luka bakar berat, postpartum, dan wanita hamil.
Tidak terlalu banyak pantangan makanan bagi penderita ini, namun tetap harus memperhatikan kondisi penderita jika ada alergi.
5. Diet penyakit hati
Siapa yang tidak tahu penyakit hepatitis? Ya, semua pasti tahu. Penyakit hepatitis ini adalah salah satu jenis penyakit hati yang gejalanya mual, demam, muntah, urine berwarna pekat, bahkan menimbulkan warna kuning pada bagian mata.
Pemberian diet penyakit hati tentu bertujuan untuk meringkankan kerja hati agar bisa kembali pulih. Selain itu, berat badan penderita juga harus dipertahankan normal, karena biasanya penderita penyakit ini bisa mengalami berat badan turun drastis.