Sambil mundur menjauhi pemuda, sang Ilmuwan berteriak keras : “Ini apa maksudnya ? Kenapa kau menamparku hingga sakit sekali seperti ini? “
Si pemuda masih tetap tersenyum dan diam menunggu suasana gaduh menjadi tenang kembali.
Lalu ia berkata : “Wahai tuan yang berilmu. Tangan ku ini berlapis kulit dan pipi mu pun berlapis kulit. Tangan, pipi dan kulit kita terbuat dari zat yang sama, yaitu tanah. Lalu mengapa kau bisa merasakan sakitnya tamparanku ? Bahkan kau dapat merasakan tamparan kedua lebih menyekitkan dari yang pertama…? Nah itulah jawaban atas pertanyaan mu tentang bagaimana neraka dapat menyakiti iblis meski neraka terbuat dari zat yang sama yaitu api”
Untuk ketiga kalinya Sang Ilmuwan terdiam. Ia terhenyak dengan kata-kata si pemuda.
Ilmuwan yang Atheis itupun mulai menyadari bahwa semua pertanyaan yang diajukannya itu bukanlah pertanyaan yang cerdas tapi itu adalah pertanyaan yang sangat bodoh, pertanyaan yang sebenarnya tak pantas diajukan seorang ilmuwan seperti dirinya, ia sangat malu dengan dirinya sendiri.
Akhir cerita, sang Ilmuwan sangat puas dengan jawaban yang didapatkannya saat itu, para jemaah majelis pun dapat memahami inti dari semua jawaban si pemuda.
Dan bagi yang penasaran, nama si pemuda itu adalah Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit Al Kufi, itulah sang Imam Hanafi muda, seorang hamba Allah yang diberi karunia kecerdasan tinggi dan berakhlak mulia selama hidupnya. Mazhab fiqihnya sangat terkenal dan banyak dijadikan sebagai panduan dalam Islam, kita mengenalnya dengan Mazhab Hanafi.
------------------
Riwayat diatas secara pribadi membuka pikiran saya, bahwa terkadang kita tidak harus mencari jawaban atas semua hal gaib dengan jawaban yang tepat, karena hal gaib itu tidak terjangkau oleh pikiran manusia. Yang harus kita lakukan adalah mencari persamaan pertanyaan sederhana yang mirip dengan pertanyaan itu. Pertanyaan sederhana yang jawabannya sudah umum dipahami orang lain, sehingga antara penanya dan penjawab dapat dengan mudah saling memahami, yang Insha Allah dapat menghindari perdebatan yang sia-sia.
Semoga bermanfaat. Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
(sumber : http://www.aqidah.info/aqidahku/siapakah-yang-menciptakan-allah)