Inilah yang memicu perdebatan tentang jumlah Rukun Iman, mereka yang mengacu pada dalil Al Quran ngotot mengatakan tidak ada Iman kepada takdir yang baik dan buruk, lalu mereka yang mengacu pada Hadits berkata sebaliknya.
Perdebatan yang tidak ada gunanya sama sekali.
Alhamdulilah, bagi saya pribadi masalah ini sudah menemui titik terangnya. Insha Allah saya akan mengikuti Hadits tersebut.
Bukan karena saya tidak mengutamakan Al Quran, namun jelas sekali dalam Al Quran salah satu petunjuk beriman adalah “beriman pada Nabi dan Rasul-Nya”.
Jadi bila saya ingin mematuhi dalil Al Quran tersebut maka saya haruslah juga mematuhi hadits Rasulullah SAW tentang ini bukan.?
Lagipula istilah “Rukun Iman” itu pun tidak jelas darimana, siapa yang pertama sekali mengatakannya pun saya tidak tahu.
Dalil di Al Quran itu adalah petunjuk tentang “beriman” dan di hadits itu penjelasan atas “Iman”, tak satupun yang menggunakan istilah “Rukun Iman”.
Tapi karena isi dari Rukun Iman itu dibuat berdasarkan hadits maka saya dengan setuju mengatakan bahwa Rukun Iman ada 6, yaitu Iman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Nabi dan Rasul-Nya, Hari Akhir (Kiamat), dan Iman kepada Takdir yang Baik dan Buruk (Qadha Qadar)
Tentang “Beriman kepada yang Gaib”, saya anggap itu bukanlah bagian dari Rukun Iman.
Namun karena hal ini ada Dalilnya di Al Quran, maka sebagai Muslim, petunjuk beriman pada yang gaib ini tetap wajib saya ikuti juga.
Tulisan ini adalah analisa saya sendiri. Semoga bermanfaat.