“ Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat;
Dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa ”
Surat Al – Baqarah : 285
“ Rasulullah telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang-orang yang beriman; semuanya beriman kepada Allah, dan Malaikat-malaikatNya, dan Kitab-kitabNya, dan Rasul-rasulNya”. Mereka berkata lagi: “Kami dengar dan kami ta’at. (Kami pohonkan) keampunanMu wahai Tuhan kami, dan kepadaMu jualah tempat kembali ”
Dari ketiga ayat di atas, jelas tertulis bahwa ada perintah untuk beriman kepada Iman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya Kitab-kitab-Nya, Nabi dan Rasul-Nya, dan hari akhir (Kiamat).
Tidak ada disinggung tentang Iman kepada “Takdir yang baik dan buruk”.
Saya pun tidak menemukan dalil Al Quran yang tegas mengatakan bahwa manusia harus beriman pada hal itu.
Kembali ke tema, ada banyak dalil Al Quran yang tegas mengatakan tentang Ketentuan, Ketetapan, dan Takdir Allah namun tidak ada kata “…beriman pada…” di sana, isi dalilnya pun berdiri sendiri.
Sangat berbeda dengan petunjuk beriman pada 5 hal diatas yang sangat jelas dan semuanya tergabung dalam 1 ayat.
Justru dalam ayat lain, kata “beriman” yang muncul adalah “beriman pada yang gaib”, sebagaimana terdapat pada ayat berikut ini:
Surat Al – Baqarah : 3