Mohon tunggu...
Lovely April
Lovely April Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Follow FB: @lovelyapril888

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mantra

27 April 2024   16:32 Diperbarui: 5 Mei 2024   06:36 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari mulai berangsur menghilang di bawah garis cakrawala. Langit terlihat berwarna merah berhias gradasi jingga. Swastamita nan elok rupawan, menjadi saksi asmaraloka Edwin dan Meisya. 

***

3 bulan setelah merajut tali kasih, Edwin mengatakan pada Meisya bahwa ia hendak melamar gadis itu. Meisya sangat bahagia.

Setiap malam, gadis itu merasakan rindu yang bertalu-talu pada Edwin. Terkadang, ia sampai kurang tidur karena berkhayal tentang dirinya dan kekasihnya itu. Rasa cinta yang besar ini nampaknya hanya akan terobati dengan menerima lamaran pria itu. Karena nantinya mereka akan selalu bersama. 

Wanita itu tiba-tiba menangis.

"Bagaimana bisa dulu aku menolak cintamu, Edwin ? ternyata aku sangat mencintaimu, maafkan aku yang dulu, "gadis pemilik hidung mancung dengan sepasang mata indah bak bintang kejora itu memeluk foto Edwin sembari terisak-isak. 

Namun sejurus kemudian, isaknya itu  berubah menjadi tawa. 

"Tapi, yang penting sebentar lagi aku akan jadi nyonya Edwin Saputra. Dan kita akan punya anak-anak yang lucu, Edwin. 1 anak lelaki dan 1 anak perempuan ya? oh apa, terserah Tuhan kasih ke kitanya apa ? baiklah sayangku, " Meisya tertawa  sendiri, seolah-olah ia sedang berbicara dengan Edwin. 

Tanpa disadari oleh gadis itu, sepasang mata tajam mengawasinya dari balik pintu kamar yang setengah terbuka. 

"Adikku bertingkah aneh. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi padanya,mungkin  betul apa yang dikatakan pakde haji Firdaus, "batin sosok tersebut, yang tak lain adalah Yoga, kakak Meisya. 

Yoga paham betul Meisya tak pernah membalas cinta Edwin sejak dulu. Bahkan Meisya sering kabur jika pemujanya itu mencarinya. Yoga tahu karena mereka bertiga kuliah di kampus yang sama. Edwin bukanlah type pria yang disukai adiknya itu. Dan lagi, Yoga melihat sosok Edwin masih kekanakan, belum matang secara emosional. Yoga khawatir Edwin kelak akan melukai Meisya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun