Mohon tunggu...
Apriliana Jumiyati
Apriliana Jumiyati Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Sarjana Teknik Sipil - NIM 41124010091 - Fakultas Teknik - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dikursus Gaya Kepemimpinan Catur Murti Raden Mas Panji Sosrokartono: Moralitas Anak Bangsa dalam Dunia Pendidikan

24 Oktober 2024   23:59 Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:53 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa yang lebih senior dapat menjadi mentor bagi junior mereka, membagikan pengalaman dan pengetahuan, serta membantu mereka menghadapi tantangan yang mungkin dihadapi. Ini tidak hanya memperkuat rasa tanggung jawab, tetapi juga membangun ikatan sosial yang kuat.

c) Pelatihan Emosional dan Spiritualitas

Mengintegrasikan pelatihan emosional dan spiritual dalam kurikulum sekolah dapat membantu siswa mengembangkan karakter yang kuat. Ini termasuk sesi refleksi, meditasi, atau diskusi kelompok mengenai nilai-nilai kehidupan.

2. Cahaya sebagai Simbol Harapan

Dalam dialektika cahaya dan gelap, cahaya selalu menjadi simbol harapan dan pencerahan, sebagai manusia kita harus selalu mencari pencerahan di tengah kesulitan. Sebagai contoh, dalam lingkunga pendidikan, pencarian cahaya dapat diartikan sebagai upaya untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang akan membekali mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa untuk masa depan yang lebih baik.

Setiap manusia perlu memahami bahwa setiap kegagalan adalah kesempatan untuk belajar. Dengan demikian, ketika mereka menghadapi tantangan, mereka tidak merasa terpuruk, melainkan termotivasi untuk terus berusaha. Ini mengajarkan mereka bahwa kesuksesan bukanlah hasil dari keberuntungan, tetapi merupakan buah dari kerja keras dan ketekunan.

3. Memahami Gelap sebagai Proses Pembelajaran

Di sisi lain, gelap tidak selalu dipandang negatif. Gelap bisa menjadi fase penting dalam proses pembelajaran. Ketidakpastian dan kesulitan dapat mengajarkan ketahanan, rasa percaya diri, dan keterampilan problem-solving yang sangat berharga.

Contoh nyata dari proses ini adalah ketika mahasiswa menghadapi ujian atau tugas yang sulit. Mereka mungkin merasa stres dan cemas, tetapi pengalaman tersebut memberikan pelajaran berharga tentang manajemen waktu, disiplin, dan cara mengatasi tekanan. Mengajarkan siswa untuk melihat gelap sebagai bagian dari perjalanan hidup akan membantu mereka menjadi individu yang lebih resilient dan tangguh.

Dialektika antara cahaya dan gelap mencerminkan realitas kehidupan yang harus dihadapi oleh setiap individu. Dengan mengabdi kepada Tuhan dan masyarakat, serta mencari pencerahan dalam kegelapan, setiap orang dapat menemukan makna dalam hidupnya. Prinsip-prinsip ini, jika diterapkan dalam dunia pendidikan, dapat membantu membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga beretika, berintegritas, dan penuh tanggung jawab sosial.

Melalui pendidikan yang holistik, yang menggabungkan pengetahuan, moralitas, dan spiritualitas, kita dapat menciptakan individu-individu yang mampu menghadapi tantangan dengan sikap positif dan optimis. Dengan demikian, warisan Raden Mas Panji Sosrokartono akan terus hidup dan memberikan inspirasi bagi generasi mendatang dalam menjalani kehidupan yang penuh makna dan kontribusi positif bagi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun