Mohon tunggu...
Aprilia
Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswi semester 3 program studi jurnalistik FDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dampak Boikot terhadap Grosir Minuman Aqua di Permata Hijau, Jakarta Selatan

6 Januari 2024   01:20 Diperbarui: 8 Januari 2024   04:54 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penindasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina telah menggemparkan dunia, tiada hentinya untuk menyerang tanpa lelah. Selalu ingin merebutkan wilayah Palestina semenjak sekitar tahun 1900. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengedapankan peri kemanusiaan, sebagaimana bunyi Pancasila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Yang berarti bahwa sesama manusia harus saling memanusiakan sesuai dengan martabatnya yakni sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Meskipun perbedaan suku, ras, budaya bahkan bahasa tetapi tidak menggoyahkan ketekadan sebagai sesama manusia yang dengan harapan perdamaian dan ketentraman dalam kehidupan. Dengan begitu, Indonesia sangat turut antusias dalam mengirimkan bala bantuan material seperti obat-obatan, makanan, selimut, tenda, dan juga barang logistik lainnya.

Tiada hentinya Israel menyerang, mengancam, berbuat semena-mena dengan segala senjata yang berada di tangannya kepada Palestina, dihancurkan seluruh bangunan. Peristiwa tersebut membuat geram bangsa lain khususnya Indonesia. Kemudian Indonesia sepakat bahwa harus terjadi pemboikotan pada produk-produk Israel yang berada di Indonesia. Dengan pemboikotan ini yang bertujuan  sebagai tindakan protes atas ketidakadilan untuk mendukung Palestina sekaligus menjadi bentuk perlawanan dalam menentang Israel. Beberapa produk yang diboikot yakni seperti makanan, minuman, perawatan pribadi, perawatan rumah tangga, dan lainnya.

Namun dengan pemboikotan yang terjadi terhadap beberapa produk Israel di Indonesia membuat resah para pengusaha atas penjualan mereka yang seketika tidak memenuhi target. Tentunya sangat memberikan kerugian yang cukup besar, sepinya pelanggan bahkan hingga 1 bulan lamanya atau bahkan lebih.

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa produk minuman aqua merupakan produk tertua yang ada di Indonesia, telah berdiri kurang lebih 50 tahun. Sebagian orang berpendapat bahwa aqua merupakan salah satu produk minuman yang diboikot sehingga menurunkan tingkat daya jual di berbagai toko maupun pasar yang menjual produk tersebut, salah satunya adalah grosir yang berada di Permata Hijau, Jakarta Selatan.

"Aslinya aqua itu tidak pernah diboikot, cuma mungkin ada yang salah ngomong katanya aqua diboikot, MUI tidak pernah memboikot produk-produk yang halal, warga sini itu kebanyakan cuma ngikutin trend yang ada tanpa melihat benar atau tidaknya," ujar Ibu Ani pemilik grosir Ridho Illahi saat dimintai keterangan di Permata Hijau, Jakarta Selatan.

Dalam menanggapi pemboikotan yang terjadi, Ibu Ani menjelaskan bahwa MUI itu tidak pernah memboikot semua produk halal yang berada di Indonesia dan Ibu Ani juga menegaskan bahwa warga sekitar Permata Hijau ini hanya mengikuti trend yang terjadi tanpa memilah, menyaring bagaimana yang sebenarnya terjadi sehingga berdampak besar dalam usaha Ibu Ani, yakni penjualan produk minuman aqua di grosir Ridho Illahi tersebut.

Dampak dari pemboikotan produk minuman pun sangat besar bagi pengusaha khususnya dalam penjualan aqua di berbagai toko lainnya, mulai sepinya konsumen, berkurangnya minat untuk berdatangan ke grosir yang enggan untuk mengkonsumsi produk Israel menurut asumsinya, padahal mereka belum begitu jelas mengetahui kebenarannya.

“Sepi, biasanya pelanggan ngangkut aqua itu sampai 3 mobil, tapi karena pemboikotan terjadi mobilnya cuma ngangkut satu kali aja. Dan itu berjalan sampai 1 bulan,” keluh Ibu Ani.

Keluhan Ibu Ani terlihat dari pendapatannya, usaha grosir ini jelas menurun sangat drastis setelah pemboikotan tersebut sehingga membuat pelanggan Ibu Ani yang awalnya memesan sebanyak 3 angkutan mobil menjadi sekali angkut.

Dalam menyikapi kejadian ini Ibu Ani tetap sabar, ia selalu percaya bahwa rezeki sudah diatur dan tidak akan kemana. Ia rela menanti dan tetap mengikuti alur kehidupannya. "Dinikmati aja", jelasnya.

“Jangan mudah percaya dengan omongan seratus persen, karena omongan orang itu belum tentu benar,” jelasnya lagi.

Ibu Ani pun berharap kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa sebaiknya saring dan olah berita yang baru saja terdengar terlebih dahulu, karena tanpa adanya bukti pembenaran itu hanya dapat merugikan orang lain.

Namun, bertolak belakang dengan pendapat salah satu konsumen Bapak Abas yang merupakan pelanggan grosir tersebut, ia berpendapat bahwa setuju dengan aksi pemboikotan tersebut. Karena ia percaya aqua merupakan produk Israel yang mana bila dipertahankan akan membantu modal perang Israel terhadap Palestina sehingga akan terus-menerus merasakan penindasan, kekerasan, dan ancaman yang tiada hentinya.

“Saya setuju, karena jika tidak diboikot maka pasukan Israel akan terus menindas rakyat Palestina. Dengan hasil produk penjualannya dapat membantu biaya perang,”  jelasnya Bapak Abas ketika diwawancarai di Permata Hijau, Jakarta Selatan.

Harapan Bapak Abas sebagai salah satu konsumen produk aqua ini yakni agar melemahnya pasukan Israel dan jika modal perang dari Israel sendiri menurun dan tiada peningkatan dari produk yang berada di Indonesia maka kesejahteraan, kedamaian, ketentraman akan dirasakan kembali oleh rakyat Palestina. Palestina tentunya dapat hidup dengan merdeka tanpa adanya tekanan dan ancaman dari Israel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun