Penindasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina telah menggemparkan dunia, tiada hentinya untuk menyerang tanpa lelah. Selalu ingin merebutkan wilayah Palestina semenjak sekitar tahun 1900. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengedapankan peri kemanusiaan, sebagaimana bunyi Pancasila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Yang berarti bahwa sesama manusia harus saling memanusiakan sesuai dengan martabatnya yakni sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Meskipun perbedaan suku, ras, budaya bahkan bahasa tetapi tidak menggoyahkan ketekadan sebagai sesama manusia yang dengan harapan perdamaian dan ketentraman dalam kehidupan. Dengan begitu, Indonesia sangat turut antusias dalam mengirimkan bala bantuan material seperti obat-obatan, makanan, selimut, tenda, dan juga barang logistik lainnya.
Tiada hentinya Israel menyerang, mengancam, berbuat semena-mena dengan segala senjata yang berada di tangannya kepada Palestina, dihancurkan seluruh bangunan. Peristiwa tersebut membuat geram bangsa lain khususnya Indonesia. Kemudian Indonesia sepakat bahwa harus terjadi pemboikotan pada produk-produk Israel yang berada di Indonesia. Dengan pemboikotan ini yang bertujuan sebagai tindakan protes atas ketidakadilan untuk mendukung Palestina sekaligus menjadi bentuk perlawanan dalam menentang Israel. Beberapa produk yang diboikot yakni seperti makanan, minuman, perawatan pribadi, perawatan rumah tangga, dan lainnya.
Namun dengan pemboikotan yang terjadi terhadap beberapa produk Israel di Indonesia membuat resah para pengusaha atas penjualan mereka yang seketika tidak memenuhi target. Tentunya sangat memberikan kerugian yang cukup besar, sepinya pelanggan bahkan hingga 1 bulan lamanya atau bahkan lebih.
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa produk minuman aqua merupakan produk tertua yang ada di Indonesia, telah berdiri kurang lebih 50 tahun. Sebagian orang berpendapat bahwa aqua merupakan salah satu produk minuman yang diboikot sehingga menurunkan tingkat daya jual di berbagai toko maupun pasar yang menjual produk tersebut, salah satunya adalah grosir yang berada di Permata Hijau, Jakarta Selatan.
"Aslinya aqua itu tidak pernah diboikot, cuma mungkin ada yang salah ngomong katanya aqua diboikot, MUI tidak pernah memboikot produk-produk yang halal, warga sini itu kebanyakan cuma ngikutin trend yang ada tanpa melihat benar atau tidaknya," ujar Ibu Ani pemilik grosir Ridho Illahi saat dimintai keterangan di Permata Hijau, Jakarta Selatan.
Dalam menanggapi pemboikotan yang terjadi, Ibu Ani menjelaskan bahwa MUI itu tidak pernah memboikot semua produk halal yang berada di Indonesia dan Ibu Ani juga menegaskan bahwa warga sekitar Permata Hijau ini hanya mengikuti trend yang terjadi tanpa memilah, menyaring bagaimana yang sebenarnya terjadi sehingga berdampak besar dalam usaha Ibu Ani, yakni penjualan produk minuman aqua di grosir Ridho Illahi tersebut.
Dampak dari pemboikotan produk minuman pun sangat besar bagi pengusaha khususnya dalam penjualan aqua di berbagai toko lainnya, mulai sepinya konsumen, berkurangnya minat untuk berdatangan ke grosir yang enggan untuk mengkonsumsi produk Israel menurut asumsinya, padahal mereka belum begitu jelas mengetahui kebenarannya.
“Sepi, biasanya pelanggan ngangkut aqua itu sampai 3 mobil, tapi karena pemboikotan terjadi mobilnya cuma ngangkut satu kali aja. Dan itu berjalan sampai 1 bulan,” keluh Ibu Ani.
Keluhan Ibu Ani terlihat dari pendapatannya, usaha grosir ini jelas menurun sangat drastis setelah pemboikotan tersebut sehingga membuat pelanggan Ibu Ani yang awalnya memesan sebanyak 3 angkutan mobil menjadi sekali angkut.
Dalam menyikapi kejadian ini Ibu Ani tetap sabar, ia selalu percaya bahwa rezeki sudah diatur dan tidak akan kemana. Ia rela menanti dan tetap mengikuti alur kehidupannya. "Dinikmati aja", jelasnya.