Mohon tunggu...
Aprilia Friska Dika Lesmana
Aprilia Friska Dika Lesmana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Lampung

Mahasiswa yang berasal dari jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menelusuri Gaya Kepemimpinan Dr. Ir. H. Soekarno: Inspirasi dari Sang Proklamator bagi Indonesia dan Dunia

12 April 2024   17:28 Diperbarui: 12 April 2024   17:33 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen pribadi

d.Keterbatasan inisiatif bawahan: Pengikut yang terlalu fanatik terhadap pemimpin karismatik cenderung kurang memiliki inisiatif dalam bertindak karena tidak diberi kesempatan atau ruang untuk berkontribusi.

e.Ketidakjelasan struktur organisasi: Struktur organisasi yang tidak jelas atau kabur dapat menyebabkan bawahan merasa tidak memiliki arah atau tujuan yang jelas, sehingga sulit untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam kerja.

Selain itu, menurut Northouse (2016) yang di kutip dalam (Syugiarto, S., & Mangngasing, N., 2022) ada 15 gaya kepemimpinan yang pasti salah satunya dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu, Trait Approach (pendekatan sifat), Skill Approach (pendekatan keterampilan), Behavioral Approach (pendekatan situasional), Path-Goal-Theory (Teori jalur-tujuan), Leader-Member Exchange Theory (Teori pertukaran pemimpin-angota), Transformational Leadership  (kepemimpinan tfanformasional), Authentic Leadership (kepemimpinan otentik), Servant Leadership (kepemimpinan yang melayani), Adaptive Leadership (kepemimpinan adaptif), Psychodynamic Approach (pendekatan psikodinamik), Leadership Ethics (etika kepemimpinan), Team Leadership (kepemimpinan kelompok), Gender and Leadership (gender dan kepemimpinan) dan Culture and Leadership (budaya dan kepemimpinan).

Menurut teori yang diajukan oleh Northouse (2016), presiden Soekarno mewakili pendekatan Trait Approach (Pendekatan Sifat) dalam gaya kepemimpinannya. Salah satu indikator utama dari pendekatan ini adalah keberadaan sifat-sifat kepemimpinan tertentu yang dimiliki oleh individu tersebut. Beberapa sifat-sifat indikator tersebut antara lain:

a.Ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Soekarno, seorang pemimpin progresif, memperlihatkan penghargaan yang mendalam terhadap ajaran Islam. Dalam buku Ensiklopedia Keislaman Bung Karno yang ditulis oleh Rahmad Sahid (2018), dipaparkan bagaimana dalam pidato-pidatonya, Soekarno seringkali mengekspresikan rasa takut akan Tuhan dan komitmen yang kuat terhadap agama yang ia anut. Ini menunjukkan bahwa nilai-nilai spiritualitas memainkan peran penting dalam gaya kepemimpinnya.

b.Mampu, Cemerlang dan Asli: Soekarno memiliki kapasitas luar biasa dalam mobilisasi, pengaruh dan kebijaksanaan. Biasanya ditunjukkan dengan kemenangannya dalam menyatukan berbagai suku, agama dan kelompok menjadi satu kesatuan yang disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia. Artikulasi dan konsepnya yang berbeda-beda mampu menyulut semangat dan menyatukan seluruh negara Indonesia untuk mengusir para pelanggar dari negaranya dan mencapai otonomi.

c.Tegas, Berani, Ajar dan Efektif: Pemikiran-pemikiran Bung Karno tidak hanya mengobarkan semangat bangsa Indonesia dalam perjuangannya memberantas para penyusup, namun juga memberikan inspirasi bagi para pionir bangsa di berbagai belahan dunia. Melalui pemikirannya, Soekarno ingin membuat masyarakat Indonesia hidup bebas, tanpa harus terikat apalagi meminta kepada negara luar atau mendidik.

d.Cerdik dan Manusiawi: Kelihaian Soekarno terlihat dari pilihannya memilih presiden lain. Memang, meskipun pemilihan ini tidak mencerminkan sistem berbasis suara, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun yang terpuji untuk menggantikannya sebagai presiden selain orang yang ia pilih sebagai penggantinya, yang mana penggantinya adalah Jenderal Ahmad Yani. Sukarno juga dipandang sebagai sosok yang penyayang, dengan perjuangannya memerdekakan negara melalui strategi, ia menunjukkan jaminan bahwa negaranya, negaranya, dan masyarakatnya di seluruh Indonesia bisa terbebas dari penjajahan luar.

e.Berilmu: Soekarno memiliki pemahaman yang luas tentang filsafat patriot, yang didapat dari ajaran dan pembelajaran yang diambilnya melalui buku-buku yang dibacanya. Pemahaman tersebut membuat Soekarno memahami makna patriotisme yang terkandung dalam pemikiran patriot yang dikemukakannya. Pemikiran tersebut antara lain: Menghargai NKRI, Pemerintahan Mayoritas, Trisakti.

f.Bersemangat Tinggi: Kegembiraan Bung Karno memang bisa dibuktikan. Saat ia memperjuangkan kemerdekaan dan saat menjadi presiden pertama Indonesia, ia terus menerus melontarkan wacana-wacana dengan penuh semangat yang mampu membangkitkan semangat rekan-rekannya dan mengagetkan lawan-lawannya. Wacana Soekarno tentang pemikiran Pancasila pada sidang BPUPKI adalah salah satu contohnya.

g.Mampu Melakukan Keadilan: Dalam kerangka keadilan, Soekarno berupaya memberikan hak bagi setiap masyarakat tanpa ada perbedaan. Untuk menjauhkan diri dari pergulatan politik di Indonesia, pada tahun 1956, Soekarno mengusulkan konsep nasakom (patriot, taat, komunis) yang bermaksud menggabungkan tiga sistem kepercayaan menjadi satu negara secara wajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun