Lain Ibu T, lain Ibu F. Sejak awal melahirkan bayi sampai sekarang bayinya telah berusia 9 bulan, Ibu F masih susah menyusui. Sehingga, bayi Ibu F menerima ASI sekaligus susu formula (sufor) dengan botol dot.
"Sampai sekarang dicobakan menyusu masih belum bisa. Memang waktu dirawat di rumah sakit ya otomatis saat itu (diberi) sufor karena ASI-nya belum keluar banyak. Kan enggak ada stimulasi," kata Ibu F.
"Jadi, sampai sekarang kadang sufor berbicara kalau neneknya enggak sabar nunggu pumping. Tapi sekarang (soal asupan nutrisi) terbantu sih dengan MPASI. Apalagi dia lumayan lahap. Tapi tetap harus sedia (ASI perah) kapan pun," sambung Ibu F.
Masalah kedua adalah masalah pertumbuhan anak. Untuk pertumbuhan anak, sebenarnya bayi dengan BBLR bisa tumbuh menyamai bayi yang lahir dengan barat badan normal (2500- 4000 gram. Syaratnya adalah tercukupi kebutuhan nutrisinya.
"Umumnya tetap bisa. Insya Allah sukses kok (menyusuinya). Tetapi kalau ada kendala, maka dokter anak akan memberikan saran dan solusi cara pemberian ASI-nya. Baru ketika ada kendala lebih dari bayi atau ibunya misal ada indikasi, bisa ditambah sufor. Saya sering lihat di apotek ada susu khusus bayi BBLR," jelas dr. Diana.
Pemberian ASI perah ini bisa dilakukan dengan beberapa macam alat:
1. Botol dot/ botol susu. Cara ini sangat tidak disarankan oleh dokter anak maupun konselor laktasi.
2. Pemberian ASI dengan sendok, softcup feeder, selang NGT, dll.
Masalah ketiga ada pada perkembangan anak, khususnya perkembangan motorik.
"Sekarang (bayiku) belum bisa duduk sendiri. Jadi mau screeningyang itu dulu. Kemungkinan butuh terapi ya," cerita Ibu F.