Mohon tunggu...
Cak Koekoeh
Cak Koekoeh Mohon Tunggu... Administrasi - Researcher

"Banyaknya ilmu yang beterbangan diatas kepala kita, maka ikatlah dengan tulisan"

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Psychological Warfare: Kegagalan Denuklirisasi Semenanjung Korea dan Dampaknya bagi Indonesia

2 September 2024   11:24 Diperbarui: 2 September 2024   11:43 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesimpulan dan Rekomendasi. 

Semenanjung Korea dianggap sebagai tempat yang paling memungkinkan terjadinya perang nuklir di masa mendatang yang dapat melibatkan empat negara pemilik senjata nuklir, termasuk Rusia, Tiongkok, dan Korea Utara, dengan Amerika Serikat dan sekutunya, ditambah Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan. Korea Utara memainkan perang psikologis untuk menarik simpati internasional dengan kekuatan nuklirnya. Di luar keuntungan militernya, senjata nuklir secara strategis dan taktis berfungsi sebagai alat perang psikologis. Perang psikologis dari kegagalan Denuklirisasi Semenanjung Korea dapat berdampak signifikan bagi Indonesia dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan militer.

Beberapa rekomendasi bagi pembuat kebijakan di Indonesia untuk mengatasi psychological Warfare dari kegagalan denuklirisasi Semenanjung Korea secara efektif, antara lain: 

  • Mendorong dialog antar-Korea untuk membangun kepercayaan, menjelajahi langkah-langkah pengendalian senjata yang komprehensif yang menjembatani kekhawatiran keamanan Korea Utara dan mendorong negosiasi mengenai langkah-langkah yang sesuai untuk meningkatkan stabilitas regional. 
  • Indonesia perlu mengkalibrasi ulang strategi kebijakan luar negerinya untuk mempertahankan kedaulatan dan kedudukan regionalnya. Dampak perang psikologis dari kegagalan denuklirisasi semenanjung Korea melibatkan eksplorasi potensi kecemasan tentang pengaruh eksternal yang dapat mengganggu keseimbangan kekuatan di Asia Tenggara. 
  • Indonesia dapat mendorong perdagangan dan kerja sama ekonomi serta memperluas pertukaran di semua bidang untuk tumbuh bersama. Hubungan antar-Korea yang luas dapat membantu mengurangi ketegangan politik dan militer di semenanjung Korea. 
  • Menciptakan dialog regional untuk kerja sama keamanan, dengan fokus pada langkah-langkah membangun kepercayaan untuk mengatasi konflik-konflik zona nuklir, dan kolaborasi dengan negara-negara sahabat untuk manajemen krisis yang efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun