Said mengaku tidak merasa risau dengan polemik pemberian ucapan selamat Natal dari umat Islam kepada umat Kristen. "Kami harap masyarakat bisa menghormati hari Natal. Kita tunjukan bahwa Indonesia bangsa yang beradab dan modern, tak seperti di Timur Tengah."
Said berharap toleransi antarumat beragam bisa terwujud. "Mudah-mudahan kita mendapat berkah Tuhan. Bangsa Indonesia semakin jaya dan sejahtera."
Lukman Hakim Syaifuddin, Menteri Agama RI.
Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin meminta kepada umat Kristiani di seluruh Indonesia untuk berjiwa besar memandang pro dan kontra di antara umat Islam terkait pemberian ucapan ‘Selamat Hari Raya Natal’.
“Kami memohon umat Kristiani berjiwa besar melihat realitas ini. Sebab di internal umat Islam beragam pandangannya (ucapan Selamat Hari Raya Natal,-red),” kata Lukman.
Menurut Lukman, di internal umat Islam pandangan terkait mengucapkan ‘Selamat Hari Raya Natal’ masih beragam. Ada sebagian besar tidak mempersoalkan ucapan kepada umat Kristiani, tetapi ada yang mengharamkan.
“Saya pikir semua pihak harus saling menghargai dan menghormati pandangan masing-masing. Jadi kalau ada umat Islam tidak mengucapkan itu katakan sampai mengucapkan haram itu bagian dari pemahaman. Itu harus dihormati dan dihargai. Sebagaimana, kita menghormati dan menghargai yang tidak mempersoalkan,” tandasnya.
Dalam kehidupan bernegara di republik yang telah ditakdirkan terdiri dari banyak keragaman suku, budaya dan agama bukan merupakan sesuatu yang menjadi pemisah satu sata lain, tetapi sebagai kaidah untuk memperkaya dan mempererat menjadi satu kesatuan yang kokoh dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sebagai falsafah hidup negara dalam Pancasila mengajarkan untuk ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dengan mengakui semua keyakinan beragama serta menjalankannya sesuai syariat agama masing-masing.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad dan pemberian ucapan selamat Natal terhadap sesama anak bangsa merupakan suatu wujud toleransi dalam menjalankan perintah agama sebagai satu kesatuan bangsa yang beragama. Pada dasarrnya kedua Nabi besar itu merupakan satu kesatuan dari leluhur yang sama yakni Nabi Ibrahim As, dimana Isa lahir dari keturunan Ishak As sedangkan Muhammad lahir dari keturunan Ismail As.
Kelak pada akhir jaman, kemunculan Nabi Isa atau Al-Masih bukan hanya dinanti oleh umat kristiani saja, tetapi juga oleh umat islam dan seluruh umat manusia didunia, karena kelak turunnya Isa Al-Masih akan berdampingan dengan datangnya Al-Mahdi dari garis keturunan Muhammad Saw yang menegakkan keadilan dimuka bumi.
Kita bisa melihat dalam tanggal peringatan dibulan Desember yang berdampingan tersebut tentu diharapkan pula kehidupan toleransi antar umat beragama dapat hidup berdampingan dilingkungan masyarakat Indonesia, bahkan dunia, sehingga kejadian kekerasan dengan banyaknya korban umat manusia yang mengatasnamakan agama dan kedua Nabi tersebut diharapkan tidak lagi terjadi.