Dalam setiap Peringatan Maulid Nabi Saw, para penguasa Muslim pun pasti selalu menyerukan tentang pentingnya meneladani akhlak Baginda Nabi Muhammad Saw. sebagai pribadi. Namun, tak sekalipun mereka menyerukan pentingnya umat Islam, termasuk penguasanya, untuk menerapkan syariah Islam secara total dalam segala aspek kehidupan masyarakat (di bidang pendidikan, ekonomi, politik, pemerintahan, peradilan, keamanan dll). Padahal semua itu telah dipraktikkan dan dicontohkan secara jelas oleh Baginda Rasulullah Saw. dalam hampir separuh episode kerasulannya di Madinah al-Munawwarah pasca hijrah. Yang terjadi, para penguasa tetap menjalankan hukum-hukum kufur yang bersumber dari ideologi Kapitalisme, dan sebaliknya tetap enggan menerapkan hukum-hukum Islam. Di sejumlah negeri Islam, para penguasanya bahkan berusaha keras memerangi siapa saja yang berjuang untuk menerapkan syariah Islam secara total dalam negara.”
Prof Said Aqil Sirajd dalam tausiyah pada peringatan Maulid tahun lalu mengatakan, “Perayaan kelahiran Rasulullah bisa dijadikan momentum untuk evaluasi diri. Makna kelahiran Nabi adalah spirit perubahan dan perbaikan akhlak. Dalam perjalanan hidup Rasulullah, ada banyak momen perubahan yang kesemuanya mengandung pesan," tuturnya.
Menurut Menteri Agama Lukman Hakim syaifuddin, dilingkungan umat muslim sendiri masih terjadi perdebatan tentang peringatan maulid Nabi, ada yang mengharamkan dan ada yang memperbolehkan, sehingga dalam memaknai hal ini diharapkan semua pihak dapat menahan diri masing-masing serta menghargai perbedaan pendapat bukan saling mencari pembenaran diri.
Sebagai wakil dari pemerintahan, Menteri Agama menyatakan bahwa misi keNabian Muhammad SAW yang paling utama adalah akhak mulia, akhlak merupakan kunci pokok bagi tegaknya panji-panji kehidupan umat manusia. Menag meyakini sudah seharusnya umat islam meneladani dan melanjutkan misi kerasulan Muhammad SAW, baginda Muhammad telah meletakkan dasar-dasar islam dalam berbagai perspektif dan kebutuhan zaman (kabar24, 2015).
Natal
Kata natal berasal dari ungkapan bahasa latin Dies Natalis (Hari Lahir). Pengertian Natal menurut bahasa sendiri hampir sama dengan maulid, yakni kelahiran. Natal adalah hari raya yang diperingati setiap tahun oleh umat Kristiani pada tanggal 25 desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus.
“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali ", QS Maryam: 33.
Menurut KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (Suara Pembaruan, 2003) kata Natal yang menurut arti bahasa sama dengan kata harlah (hari kelahiran), namun natal hanya dipakai untuk Nabi Isa al-Masih belaka.
Dengan demikian, maksud istilah ‘Natal’ adalah saat Isa Al-Masih dilahirkan ke dunia oleh ‘perawan suci’ Maryam. Karena itulah ia memiliki arti tersendiri, yaitu saat kelahiran anak manusia bernama Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia.
Sedangkan Maulid, Gus Dur menjelaskan, adalah saat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pertama kali dirayakan kaum Muslimin atas perintah Sultan Shalahuddin al-Ayyubi atau dalam dunia barat dikenal sebagai Saladin, dari Dinasti Mamalik yang berkebangsaan Kurdi. Tujuannya untuk mengobarkan semangat kaum Muslimin, agar menang dalam perang Salib (crusade).
Dia memerintahkan membuat peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad, enam abad setelah Rasulullah wafat. Peristiwa Maulid itu hingga kini masih dirayakan dalam berbagai bentuk, walaupun Dinasti Sa’ud melarangnya di Saudi Arabia. Karya-karya tertulis berbahasa Arab banyak ditulis dalam puisi dan prosa untuk menyambut kelahiran Nabi Muhammad itu.