Mohon tunggu...
Apriansyah Yudha
Apriansyah Yudha Mohon Tunggu... wiraswasta -

"Asal mau berusaha, hidup akan memberikan segalanya" - Pramoedya Ananta Toer -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

You are the Apple of My Garden

20 Desember 2013   16:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:42 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13875390721312628267

Sebenarnya menjadi cantik adalah kutukan, apel dikutuk dalam banyak cerita. Snow White, kau tahu bagaimana apel dikesankan disana. Adam dan Hawa. Issac Newton, walapun kasusnya berbeda, setidaknya cerita cerita manusia itu memberi kesan mistis pada buah itu” Sirih menyangkal.

Bukan itu saja, kalian tau Alan Turning si bapak computer modern, meninggal bunuh diri karena frustasi terlahir gay, dia mati dengan mengigit apel yang mengandung sianida” Mahkota dewa menambahkan

Aku sirih, jika ku punya kekuatan sihir aku akan merubah daun daunku menjadi merah menyala. Tangkaiku akan ku rubah jadi kuning keemasan, lalu kuncupku akan berwarna merah muda yang lembut menenangkan hati yang melihatnya”

Kalian, bisakah kalian bersyukur? mawar, duri kita adalah anugrah, apel merah itu hanya akan menggoda penjahat untuk memetiknya. Percayalah kita tercipta dengan kelebihan dan kekurangan masing masing” Jeruk purut yang sedari tadi mengerut dahi, mulai angkat suara.

Ini keinginan yang sangat alami. Aku bosan diciptakan tidak mampu bergerak kesana kemari. Hanya terpaku, diam hingga akhir hayat. Aku ingin menusukkan duri duriku pada mereka yang sengaja merusak keindahanku. Kita diciptakan Tuhan menjadi makhluk yang sangat pasif, patutkah kita bersyukur?” Sanggah mawar

Bayangkan saja, jika kita berjalan jalan, aktifitas bumi akan kacau karena banyak dari kita yang terlampau besar jika berjalan bersama makhluk lainnya. Bagaimana burung burung bisa bersarang dan bertengger jika kita hilang dari tempat seharusnya kita berada. Tanah yang kita pijak sudah beraspal dan berbatu. Tidak kah kau mengerti, kita akan mati jika diciptakan bisa bergerak bebas. Kita harusnya bersyukur tercipta pasif, tanah yang kita pijak adalah bentuk kekokohan hidup kita” Timpal jeruk purut

Kau lupa aku percaya matahari? Kau memang penganut kepercayaan tanah yang taat”

Entahlah, dari perbincangan para pohon, aku menangkap banyak pesan bijak. Mereka menyimpan banyak informasi yang luar biasa tentang bumi. Bahkan banyak hal menyangkut manusia. Perbincangan sebenarnya masih berlanjut, hanya saja, dari tadi aku tak mendengar si tomat berbicara sepatah katapun. Biasanya dia ceriwis. Ku lirikkan mataku pada sudut taman yag lain. Ku perhatikan dia. Ah.. dia masih berdiri anggun di atas tanah. Di sebelah barat dedaunannya ku lihat tonjolan coklat yang anggun. Si ulat sudah menjadi kepompong ternyata.

Hey tomat, sudahlah dia bukanlah jodohmu” Kali ini cabe angkat suara

Aku tak ingin mendengar apapun darimu”

Kau bukanlah sebangsa buah buahan, apalagi apel yang merah merona indah, bahkan hingga saat ini kau masih membingungkan banyak makhluk, kau termasuk buah atau sayuran”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun