Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(AdsM) Spaghetti si Mas

27 Juli 2019   20:51 Diperbarui: 13 Agustus 2019   19:20 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dedit53.wordpress.com

"Sayang, kapan pulang ke rumah?."

"Besok sore mas."

"Duh masih lama ya," terdengar nada kecewa di ujung telepon.

"Sabar sayangku, aku disini bukan main atau berlibur  tapi menjalankan tugas negara say,"   aku mencoba menenangkan si mas.

"Iya mas juga tau, tiga hari terasa lama say, kalo boleh mas pengen ikut tidur di situ bareng kamu."

"Sabar sayang, mas kan tau aku suka ngasih kabar sedang apa atau bersama siapa, sering VC juga."

"Jangan selingkuh di belakang mas ya say" nada suara si mas terdengar khawatir.

"Tidak mas, aku sudah berjanji atas nama Tuhan, atas namaku dan atas nama mas sebagai suamiku," Aku meyakinkan suamiku, maklum si mas lumayan cemburuan sama juga sih dengan aku hehehe. Yah namanya juga cinta asal jangan cemburu buta saja.

"Say, jangan lupa makan ya? Mas ga mau istri mas sakit atau kambuh maagnya, janji ya jangan telat makan, jaga dirimu ya say, jangan diet-diet mas suka  tubuhmu yang sekarang, empuk, hmmmm mas juga kangen bibir mungilmu itu say hehehe" tawa nakal si mas terdengar di ujung telepon.

"Tenang mas, aku makan teratur di sini, enak tinggal makan ga usah masak, aku jaga tubuh dan bibir ini demi mas seorang," aku balas nakalnya dengan genit.

"Duh...duh...jadi ingin cepet ketemu say, jaga buat mas seorang ya? Hmmmm kamu  ga ingat mas ya say? disini mas masak sendiri," sedikit protes suara si mas.

"Iya maaf say, nanti aku masak seperti biasa dech kesukaan mas,  ikan asin goreng hihihi, oh iya mas makan apa sekarang, aku lagi makan siang nich."

"Tadi pagi sarapan nasi dan telur dadar, sekarang mas masak spaghetti punya kamu yang ada di lemari, tapi rasanya kok aneh"

"Aneh kenapa mas? ga pake saos khusus spaghetti kali"

"Mas pake bumbu yang ada di dusnya saja, rasanya aneh kok kamu doyan sih"

"Coba foto aku pengen lihat."

Jreng....jreng...jreng...tak berapa lama terkirimlah sebuah foto, terlihat diatas piring  ada spaghetti yang terlihat pucat (sedang sakit kali hehehe) dan ...  bercampur nasi.

"Nich spaghetti buatan mas" kata si mas dengan bangga.

"Hmmmm mas, aku baru lihat makan spaghetti pakai nasi." Kataku berusaha  tenang menahan geli.

"Abis mas lapar banget, beres-beres rumah, ganti sprei untuk nyambut kamu pulang ke rumah, pokoknya kamar kita kinclong ga ada debu satupun" kilahnya.

"Hehehe, mas buat telur dadar aja gih." Ga tega juga lihat si mas makan yang dia ga suka.

"Ini sudah ditambah telur acak dua butir say." Jelasnya.

"Iya mas, maafkan aku ya mas" aku merasa bersalah lihat si mas mengurus diri sendiri.

"Tenang say, mas faham punya istri wanita karir, mas dukung kamu say, asal kamu jaga kepercayaan mas ya say," suaranya membuat aku tenang.

"Iya, makasih ya mas, aku juga mendukung mas menjadi penulis handal, maaf ya mas kalo aku masih suka cemburu, karena aku sayang mas."

"Ga apa-apa say, biar mas tidak kebablasan tapi jangan lama-lama cemburunya kendalikan diri ya say, karena  itu membuat mas ga tenang,  mas juga sayang kamu."

"Iya mas, I love you."

"I love you too."

(Percakapan singkat dengan si mas di sela-sela kesibukan kami)

ADSN, 270719

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun