Aku langsng masuk kamar dan menangis, terdengar dering gawai ternyata engkau menghubungi dan terdengar suara tangis Putri cantikmu memanggil namaku. Kami bertangisan di telepon.
"Ceritakanlah apa adanya pada bapakmu, alasan kakak menginginkan engkau menjadi isteriku," katamu sebelum menutup telepon.
----
Mata bapak terlihat berkaca-kaca, ketika aku menceritakan alasan perempuan berhati tulus itu meminta aku untuk mendampingi suaminya bersama dia dan Putri cantiknya.
"Apa kamu ikhlas berbagi tempat tidur dengan perempuan lain?" terdengar suara bapak bergetar.
"Ya." jawabku yakin.
"Apa kamu tidak akan menyesal menjadi istri ke-dua?" bapak bertanya lagi.
"Tidak pak, aku tidak akan menyesal, bila dia jodoh buatku dari Tuhan," aku menjawab pelan tapi pasti.
"Kamu bukan anak kecil lagi sudah bisa mengambil keputusan sendiri, bapak yakin kamu tahu semua resikonya, apakah anak-anakmu tahu akan hal ini?" bapak bertanya penuh hati-hati.
"Iya, mereka sudah besar dan menyerahkan keputusan pada bundanya."
Bapak terdiam dan masuk ke dalam kamar.