Sayang,
Bagiku engkau adalah lelaki bermata teduh, lelaki pembelaku, cintaku tak pernah luntur sama seperti dulu awal kita bertemu, dimataku engkau bukan seorang teroris, sebab aku percaya, engkau lakukan itu karena keadaan dan nasib yang terkadang tidak memihakmu.
Sayang,
Aku tahu bahwa dari dulu kamu tidak pernah mau menjadi adikku. Di samping batu nisan makammu, di rumah peristirahatan terakhirmu. diantara hembusan angin yang menggugurkan bunga kamboja di sekitar makammu, saat ini aku hanya ingin mengatakan bahwa akupun tidak pernah  menganggapmu adikku, karena jujur saja akupun tidak mau punya adik sepertimu, karena aku ingin menjadi  kekasihmu. Selamanya, karena engkau adalah cinta sejatiku
-Selesai-
ADSN, 110719
Catatan : Cerpen ini di buat oleh, Apriani Dinni sebagai balasan cerpen milik  Warkasa1919 yang berjudul Surat dari Masa Lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H