Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Surat Kekasih

11 Juli 2019   20:31 Diperbarui: 11 Juli 2019   20:42 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayang,

Bagiku engkau adalah lelaki bermata teduh, lelaki pembelaku, cintaku tak pernah luntur sama seperti dulu awal kita bertemu, dimataku engkau bukan seorang teroris, sebab aku percaya, engkau lakukan itu karena keadaan dan nasib yang terkadang tidak memihakmu.

Sayang,

Aku tahu bahwa dari dulu kamu tidak pernah mau menjadi adikku. Di samping batu nisan makammu, di rumah peristirahatan terakhirmu. diantara hembusan angin yang menggugurkan bunga kamboja di sekitar makammu, saat ini aku hanya ingin mengatakan bahwa akupun tidak pernah  menganggapmu adikku, karena jujur saja akupun tidak mau punya adik sepertimu, karena aku ingin menjadi  kekasihmu. Selamanya, karena engkau adalah cinta sejatiku


-Selesai-
ADSN, 110719

Catatan : Cerpen ini di buat oleh, Apriani Dinni sebagai balasan cerpen milik  Warkasa1919 yang berjudul Surat dari Masa Lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun