Kesadaran untuk memverifikasi fakta juga harus ditanamkan. Di tengah derasnya arus informasi, masyarakat harus dibiasakan untuk menilai tokoh agama secara kritis, terutama mereka yang tampil meyakinkan tetapi tidak memiliki dasar keilmuan yang kuat. Kebiasaan untuk mengecek latar belakang, rekam jejak, dan kredibilitas tokoh agama harus menjadi bagian dari budaya sehari-hari.
Peran media dalam membentuk opini publik juga tidak boleh diabaikan. Media massa dan media sosial harus lebih selektif dalam memberitakan tokoh agama, terutama yang kontroversial. Glorifikasi tanpa dasar hanya akan memperburuk situasi. Pemerintah, di sisi lain, juga harus lebih berhati-hati dalam menunjuk tokoh agama sebagai perwakilan di bidang keagamaan, memastikan bahwa mereka memiliki kredibilitas dan integritas yang dapat dipertanggungjawabkan.
Terakhir, penguatan institusi pendidikan Islam tradisional seperti pesantren menjadi sangat penting. Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan, tetapi juga sebagai penjaga tradisi keilmuan Islam yang berintegritas. Dengan mendukung keberadaan pesantren dan ulama sejati, masyarakat akan memiliki rujukan yang jelas dalam memahami ajaran Islam.
Penutup
"Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya, meskipun orang-orang kafir membenci." (QS. As-Saff: 8). Ayat ini mengingatkan kita bahwa meskipun ada individu atau kelompok yang berusaha merusak citra Islam, Allah akan selalu menjaga kemurnian agama-Nya. Umat Islam harus tetap berpegang teguh pada ajaran yang benar, menghindari tipu daya, dan memupuk akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
Islam adalah agama yang menekankan akhlak, ilmu, dan penghormatan terhadap sesama. Dalam menghadapi fenomena ustadz, dai, atau ulama "instan" ini, umat memiliki tanggung jawab untuk menjaga kemurnian ajaran agama ini. Dengan meningkatkan literasi agama, mendukung ulama yang berintegritas, dan membangun kesadaran kritis, kita bisa menciptakan masyarakat Muslim yang lebih matang, solid, dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H