Mohon tunggu...
Apir Imami
Apir Imami Mohon Tunggu... Lainnya - Pujangga yang mampir sejenak di dunia

Sirami jiwa dengan zikir pada Ilahi# Ibu dari seorang buah hati penyejuk jiwa# Long life education # Life is story # Fighter

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Bijak Menghadapi Anak yang Peniru dan Aktif Bertanya

3 Februari 2022   02:58 Diperbarui: 3 Februari 2022   11:33 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak yang suka bertanya dan sudah bisa membaca sebelum masuk bangku sekolah biasanya memiiki IQ di atas rata-rata.(Shutterstock/Yuliia D)

Oleh: Apir Imami

Anak merupakan perhiasan terindah di dunia ini. Setiap kita tentu selalu merindukan kehadiran mereka. 

Suara-suara lucu nan menggemaskan yang terdengar di ruangan rumah amat dinantikan. 

Jika sebentar saja mereka bermain keluar bersama saudara, orangtua, ataupun orang terdekat rasanya ada yang kurang. Apalagi sampai menginap di rumah mereka. Lengang. 

Biasanya ruangan bermain hampir setiap hari berantakan, nah ini pasti rapi sekali. Terasa berbeda. Khususnya untuk anak berusia 8 tahun ke bawah. 

Memang di waktu ini sedang asyik-asyik untuk dijadikan teman bermain. Untuk anak yang berusia 8 tahun ke atas juga tidak kalah asyik loh menjadikan mereka sebagai teman kita.

Tetapi kali ini saya memang sengaja untuk menuliskan tentang keseruan dan cara bijak menghadapi anak berusia 0-8 tahun yang peniru dan aktif bertanya.

Ketika anak saya berusia 2-4 tahun, yang mana masa-masa ini yang paling menyenangkan. Saat itu berbagai tingkah kita terhadapnya menjadi tiruan. Ibarat kertas kosong yang mudah sekali untuk ditulis. 

Terutama untuk kaum ibu-ibu. Saat sedang mencuci piring atau baju, si anak juga ikutan. Menyapu rumah, memasak, membaca, dan banyak lagi aktivitas rumah yang dikerjakan. Otomatis mereka akan meniru. Baik anak laki-laki maupun anak perempuan. Jadi, harus ekstra hati-hati nih.

Hal yang sama terjadi pada anak saya, yang saat itu sedang menyaksikan saya mencuci piring dan membersihkan rumah. 

Saya yang tukang nyucinya, eh malah dia yang meletakkan satu-persatu piring di atas rak yang berada tidak jauh dari tempat mencuci. Aduh, gemas kali saya lihat dia yang saat itu berusia sekitar 2,5 tahun.

"Mak, bantu-bantu," ucapnya sambil tersenyum.

"Iya, hati-hati ya, nak," kata saya tidak kalah tersenyum.

Ilustrasi anak yang peniru dan aktif bertanya | sumber gambar: Liputan6.com
Ilustrasi anak yang peniru dan aktif bertanya | sumber gambar: Liputan6.com
Dia malah semakin semangat tuh, bolak-balik meletakkan piring sama cangkir di atas rak yang sengaja saya berikan untuknya yang terbuat dari bahan plastik. 

Saya juga mikir nih, tidak mungkin memberikan yang berupa gelas yang mudah pecah. Orangtua harus lebih cerdas.

Mau ikut nyuci baju, oke kemari. Saya yang tukang masukkan detergen sama merendamnya di dalam baskom. Nah, dia dengan entengnya ambil sehelai pakaian dalam rendaman tadi terus dikuceknya baju tersebut. Asli, persis seperti orangtua yang sedang santai mencuci.

"Bantu, bantu, tolong mak, tolong mak," dia mengoceh ria.

Saya yang hanya mengawasi dan menyaksikan tindakannya hanya mampu tersenyum dan bersyukur sembari berdoa dalam hati, "Semoga jadi anak yang penyantun dan sholeh, Aamiin."

Jadi, jika melihat karakter anak kita seperti ini. Sebaiknya sebagai orangtua ikuti saja kemauannya apa dan jangan dilarang. Biarkan saja. Asalkan selalu berada dalam pengawasan kita sebagai orangtua. Dibawa happy.

Pada usia ini sebagian anak juga sangat aktif dalam bercerita dan bertanya. Banyak hal yang mereka tanyakan. Siap tanding sama anak SD dan SMP nih. 

Misalnya, pada anak lelaki saya, "Mak, angin itu apa? Awan itu apa? Allah itu siapa?" Tanyanya suatu ketika.

Sebagai orangtua tentu merasa terkejut dengan pertanyaan seperti ini. Harus berhati-hati dalam memberi penjelasan dan pemahaman. 

Kata-kata pun mesti dipilih yang mudah dimengerti dan sederhana, karena nantinya akan diingat dalam jangka lama. Nanti, setelah jawaban pertanyaannya kita berikan, maka jawaban pertamalah sebagai pegangannya. 

Jika ragu-ragu dan tidak mampu menjawab, sebaiknya ditolak baik-baik yah. Daripada generasi kita keliru dalam memahami sesuatu. Terutama untuk si anak yang tinggi daya ingatnya.

"Pintar, pertanyaannya bagus sekali, nak. Hmm... angin itu adalah ciptaan Allah (Tuhan Yang Menciptakan kita), kita hanya mampu merasakan kehadirannya tetapi tidak mampu melihat. Terus, awan itu juga ciptaan Allah, itu dia yang berada di atas langit sana (sambil menunjuk awan di langit, kita perlihatkan wujudnya secara langsung).  Terakhir, Allah adalah pencipta kita. Kita ada karena diciptakan-Nya," saya berusaha menjelaskan.

Kemungkinan pembaca ada yang lebih cerdas dalam menyusun kata-kata untuk anak tercinta. Asli nih, saat menjelaskan pertanyaan seperti ini cukup berdebar-debar jantung. Semoga dia paham.

Sejujurnya, jika anak suka bertanya dan meniru termasuk aktif. Kita pun merasa senang dengan sikapnya. Tetapi orangtua harus bersiap sedia dalam menjawab pertanyaan gampang-gampang susah dari mereka. Takut keliru dalam memberi pemahaman. 

Baiklah, untuk orangtua di luar sana jika mendapati anak yang super aktif bertanya dan meniru perilaku kita, mohon jangan diabaikan dan dianggap enteng ya. 

Sebaiknya berusahalah untuk melayani pertanyaan dari mereka semampu kita dan yuk sama-sama kita berhati-hati dalam berbuat maupun berucap di hadapan sang buah hati. Karena mereka merupakan peniru ulung yang sulit untuk disaingi.

___

Kerinci-Jambi, 03 Febuari 2022 M / 02 Rajab 1443 H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun