Saya yang tukang nyucinya, eh malah dia yang meletakkan satu-persatu piring di atas rak yang berada tidak jauh dari tempat mencuci. Aduh, gemas kali saya lihat dia yang saat itu berusia sekitar 2,5 tahun.
"Mak, bantu-bantu," ucapnya sambil tersenyum.
"Iya, hati-hati ya, nak," kata saya tidak kalah tersenyum.
Dia malah semakin semangat tuh, bolak-balik meletakkan piring sama cangkir di atas rak yang sengaja saya berikan untuknya yang terbuat dari bahan plastik.Â
Saya juga mikir nih, tidak mungkin memberikan yang berupa gelas yang mudah pecah. Orangtua harus lebih cerdas.
Mau ikut nyuci baju, oke kemari. Saya yang tukang masukkan detergen sama merendamnya di dalam baskom. Nah, dia dengan entengnya ambil sehelai pakaian dalam rendaman tadi terus dikuceknya baju tersebut. Asli, persis seperti orangtua yang sedang santai mencuci.
"Bantu, bantu, tolong mak, tolong mak," dia mengoceh ria.
Saya yang hanya mengawasi dan menyaksikan tindakannya hanya mampu tersenyum dan bersyukur sembari berdoa dalam hati, "Semoga jadi anak yang penyantun dan sholeh, Aamiin."
Jadi, jika melihat karakter anak kita seperti ini. Sebaiknya sebagai orangtua ikuti saja kemauannya apa dan jangan dilarang. Biarkan saja. Asalkan selalu berada dalam pengawasan kita sebagai orangtua. Dibawa happy.
Pada usia ini sebagian anak juga sangat aktif dalam bercerita dan bertanya. Banyak hal yang mereka tanyakan. Siap tanding sama anak SD dan SMP nih.Â
Misalnya, pada anak lelaki saya, "Mak, angin itu apa? Awan itu apa? Allah itu siapa?" Tanyanya suatu ketika.