Kesedihan menyelimuti Lumajang. Tak terkecuali kami yang ada di Jember. Apakah ini merupakan sebuah peringatan keras bagi para pegiat lingkungan untuk terus waspada? Semua di tangan Tuhan. Mari kita berusaha sekuat tenaga untuk tetap di jalan-Nya memperjuangkan apa yang seharusnya layak untuk kita perjuangkan. Semoga Salim mendapatkan tempat yang terang di sisi-Nya. Amin.
Â
Salam Lestari,
Zuhana A.Z
---
Sore kemarin, 28 September 2015, pihak kompasiana tv menghubungi saya melalui kontak suami. Mereka meminta agar saya menjadi salah satu narasumber untuk talkshow via google hangout. Untuk kelancaran acara, kami melakukan tes jaringan sekitar pukul 16.30 WIB.
Di antara waktu itu, saya menghubungi seorang kawan, Dian Teguh Wahyu Hidayat, yang meliput untuk harian Radar Semeru. Saya tidak ada di lokasi kejadian, jadi saya berupaya mendapatkan banyak data dan gambaran detail kejadian lewat Dian. Sayang sekali, jaringan internet di rumah sedang tidak stabil. Video call tidak berjalan lancar. Akhirnya wawancara di-cancel, dan saya berjanji untuk membuat sebuah tulisan di Kompasiana. Semoga tulisan ini bisa membantu banyak. Mohon maaf apabila ada yang kurang.
Seluruh data mengenai kasus Selok Awar-Awar dalam tulisan ini saya dapatkan dari Dian Teguh Wahyu Hidayat, jurnalis Jawa Pos Radar Semeru. Terima kasih banyak.Â
Untuk data sejarah hari bumi saya dapatkan dari Kang Alamendah :Â http://alamendah.org/2011/04/08/sejarah-hari-bumi-atau-earth-day/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H