Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kereta Api Ekonomi AC (Foto dan Kisah)

21 Februari 2015   19:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:46 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang, menggunakan KA Ekonomi itu benar-benar sesuatu sekali. Banyak yang bisa dilihat di atas kereta api. Hanya saja, siap-siap capek, karena memang perjalanan menjadi panjaaaaang. Tetapi setidaknya daripada naik Lion Air yang delay tanpa kejelasan, kereta api ekonomi AC bisa saja jadi pilihan perjalanan merakyat yang asyik.

Saya menggunakan kereta api gaya baru malam selatan yang berangkat pukul 12.00 WIB tanggal 20 Februari 2015 tepat waktu dari stasiun Gubeng Surabaya. Awalnya kereta terkesan kosong, dan banyak bangku belum terisi. Saya berada di gerbong 5 tempat duduk no 18C. Dua kursi di lainnya diisi seorang ibu dan keponakannya serta cucu keponakan.

[caption id="attachment_352217" align="aligncenter" width="300" caption="Banjir dipotret dari kaca jendela kereta api di Mojokerto-Jombang"][/caption]

[caption id="attachment_352220" align="aligncenter" width="300" caption="Cukup untuk membuat keretaku berjalan perlahan-lahan,..."]

14244944581742817143
14244944581742817143
[/caption]

[caption id="attachment_352221" align="aligncenter" width="300" caption="Gunung membiru membuat rasa jadi biru, indahnya alamku. lagi, dari balik kaca kereta saja."]

14244945511785022723
14244945511785022723
[/caption]

[caption id="attachment_352224" align="aligncenter" width="300" caption="AC bocor di gerbong 6 kereta GBMS"]

14244946511996700102
14244946511996700102
[/caption]

Setelah kereta mulai sedikit penuh, terasa bahwa AC di gerbong 5, kurang dingin. Mengecek ke gerbong tetangga, di gerbong 6, ada bagian yang dingin, ada bagian yang kurang dingin. Bagian yang dinginpun harus dibayar dengan basah karena rupanya si AC bocor.

[caption id="attachment_352227" align="aligncenter" width="300" caption="Mencoba memotret kebocoran AC namun tak nampak."]

1424494963467420533
1424494963467420533
[/caption]

[caption id="attachment_352229" align="aligncenter" width="300" caption="Tetesan air ditempat duduk penumpang, dibagian AC yang bocor."]

14244950451775494469
14244950451775494469
[/caption]

Ada beberapa catatan dalam perjalanan kali ini, yang lebih merupakan sebuah tanya pada PT KAI.

1. Saya menyukai adanya kereta api ekonomi AC. Harus saya akui ini. Namun demikian, sejumlah tanya masih mengelitik pemikiran sampai saya tiba di Jakarta.

Dalam perjalanan, seorang pemuda diturunkan paksa oleh kondektur KAI, di stasiun Sembung. Yang bersangkutan duduk tepat dihadapan saya. No 17, entah A atau B atau C. Saya memang membaca aturan seperti ini,

[caption id="attachment_352231" align="aligncenter" width="300" caption="Dilarang merokok, Baik di bordes, maupun di toilet (no. 4) jelas aturan yang penting sekali karena kereta api ber AC."]

14244957411649275001
14244957411649275001
[/caption]

Namun tak ada penjelasan bahwa pelanggarannya akan ditindak dengan penurunan penumpang. Satu-satunya penjelasan ada di pintu WC gerbong 5, tertulis sbb:

Dilarang merokok di atas kereta, pelanggarnya jika menolak ditertibkan akan diturunkan di stasiun terdekat.

Tulisan ini sempat saya potret, namun sayangnya, tidak bisa saya upload dari HP saya.

Keheranan saya timbul karena saat kondektur menurunkan penumpang tersebut, yang bersangkutan marah-marah saat saya potret. Ia menanyakan izin saya memotretnya. Saya jadi kaget, karena ditegur sedemikian rupa oleh sangkondektur itu.

Penumpang lain melihat kejadian tersebut memberikan opini mereka. Para penumpang, menyiratkan ketidak setujuan dengan perlakuan pak kondektur tersebut.

Saya BUKAN TIDAK SETUJU dengan penerapan SANKSI. Sebagai guru, saya juga kadang harus memberikan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan oleh siswa saya.

Pada saat memberikan sanksi, saya merasa sah saja, kalau ada yang tidak puas. Mau di CCTVpun saya tidak takut. Karena tujuan pemberian sanksi seharusnya edukasi, agar tak ada pelanggaran.

Tetapi kenapa kondektur tersebut terkesan ketakutan??? Defensif dan menuntut saya karena memotretnya melaksanakan tugas?

Beberapa penumpang menduga bahwa si kondektur tidak memberi peringatan namun langsung melakukan tindakan. Oleh sebab itu, ia merasa ketakutan sendiri.

2. Tiket si penumpang diambil sebelum diturunkan.

Apakah bukan hak penumpang yang telah membeli tiket dan membayarkan jumlah 190 rb rupiah memiliki tiketnya, kenapa selain diturunkan paksa, tiketnya juga diambil? Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa kondektur sengaja melakukannya untuk tujuan yang tidak benar dan memperkuat sangkaan setelah yang kondektur takut di foto.

Secara pribadi, saya menyetujui tindakan penurunan penumpang yang melakukan pelanggaran. Merokok dan perokok itu memang terkadang tidak peduli peraturan, bahkan bisa lebih galak saat diberi peringatan. Tetapi, apakah tak ada peringatan sebelumnya sehingga pelaku paling tidak tahu kesalahannya?

Saat penurunan penumpang tersebut, saya sengaja mengikuti si penumpang ini. Kasihan juga usia masih belum 20 kalau saya perkirakan yang pastinya ditegur keras saja sudah takut, kok sampai diturunkan. Saat saya tanya, lho kenapa mas? Ia menyahut bahwa ia tak tahu pelanggarannya. Saya jadi tahu karena si pak kondektur menyebutkan plakat di pintu WC tersebut, yang anehnya, dari seluruh gerbong KA saya perikasa, hanya gerbong 5 yang mempunyai plakat tersebut.

Mohon penjelasan dari KAI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun