2. Tiket si penumpang diambil sebelum diturunkan.
Apakah bukan hak penumpang yang telah membeli tiket dan membayarkan jumlah 190 rb rupiah memiliki tiketnya, kenapa selain diturunkan paksa, tiketnya juga diambil? Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa kondektur sengaja melakukannya untuk tujuan yang tidak benar dan memperkuat sangkaan setelah yang kondektur takut di foto.
Secara pribadi, saya menyetujui tindakan penurunan penumpang yang melakukan pelanggaran. Merokok dan perokok itu memang terkadang tidak peduli peraturan, bahkan bisa lebih galak saat diberi peringatan. Tetapi, apakah tak ada peringatan sebelumnya sehingga pelaku paling tidak tahu kesalahannya?
Saat penurunan penumpang tersebut, saya sengaja mengikuti si penumpang ini. Kasihan juga usia masih belum 20 kalau saya perkirakan yang pastinya ditegur keras saja sudah takut, kok sampai diturunkan. Saat saya tanya, lho kenapa mas? Ia menyahut bahwa ia tak tahu pelanggarannya. Saya jadi tahu karena si pak kondektur menyebutkan plakat di pintu WC tersebut, yang anehnya, dari seluruh gerbong KA saya perikasa, hanya gerbong 5 yang mempunyai plakat tersebut.
Mohon penjelasan dari KAI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H